Saudaraku Kaum
Muslimin, tak jarang kita mendengar respon negatif, ketika ada seorang muslim
mencoba menasihati saudaranya sesama muslim yang masih melakukan hal-hal yang
dilarang dalam Islam. Yang ternyata larangan itu dilakukan karena beberapa
alasan, seperti : ketidak tahuan, kurangnya
pemahaman dan bahkan kesengajaan.
Respon yang paling
populer diantaranya adalah :
"Hei!
Jangan memecah belah, kan masih ada celah kebaikan yang bisa kita manfaatkan!"
"Kenapa
sih harus menjelek-jelekkan orang lain atau kelompok lain? Jangan merasa yang
paling benar!"
“Masih
sama-sama Islam kan, kok gampang menyesat-sesatkan bahkan mengkafir-kafirkan”
Dan masih banyak
beragam respon negatif lainnya
Dari sini bisa
disimpulkan bahwa ternyata masih ada pemahaman yang cenderung salah kaprah tentang
konsep persatuan kaum muslimin.
Ketika seseorang
berkata "Janganlah kalian melakukan
Maksiat!" - Apakah berarti orang itu sedang memecah belah antara
muslim maksiat dengan muslim taat?
Ketika seseorang
berkata "Janganlah kalian berbuat
Bid'ah!" - Apakah berarti orang itu sedang memecah belah antara muslim
yang berbuat bid'ah dan yang berbuat sunnah?
Ketika seseorang
berkata "Janganlah kalian berbuat
Syirik!" - Apakah berarti orang itu sedang memecah belah antara muslim
yang berbuat Syirik dan yang bertauhid ?
Sama sekali tidak!
orang itu bukan sedang memecah belah, dan justru orang itu sedang dalam usaha
untuk menghilangkan sebab-sebab terjadinya perpecahan kaum muslimin.
Jadi jika ditanya,
Bagaimana cara membuat kaum muslimin bersatu? Jawabannya adalah kita harus
berusaha menghilangkan segala sebab yang dapat membuat kaum muslimin berpecah
belah. Ternyata ada 3 hal yang dapat meyebabkan kaum muslimin berpecah belah
yaitu : 1. Syirik,
2.
Bid'ah, 3. Maksiat (menyelisihi syariat)
Marilah kita fahami,
Persatuan kaum muslimin bukan berarti meniadakan saling menasehati, bukan
berarti harus menghormati dan mendiamkan orang yang berbuat Syirik, Bid'ah dan
Maksiat (menyelisihi syariat) dengan alasan adalah hal yang biasa dalam
perbedaan pendapat.
Fahamilah, Persatuan
kaum muslimin bukan berarti tidak mengingkari perkara-perkara yang Munkar dan
menyimpang. Fahamilah Juga, Persatuan Kaum Muslimin haruslah di atas Tauhid
bukan Syirik, harus di atas Sunnah bukan Bid'ah dan Persatuan Kaum Muslimin
harus di atas Taat bukan Maksiat. Jika tidak demikian, lalu di atas apa kita
akan bersatu jika tidak di atas Alqur'an dan Sunnah dan dengan pemahaman para
Sahabat Rasul?
Kelompok
Islam = Membuat Perpecahan ?
Lalu bagaimana
dengan kelompok-kelompok Islam yang ada seperti sekarang ini? apakah itu tidak
termasuk memecah belah?
Berkelompok-kelompok
(berjama'ah) itu tidaklah mengapa, bahkan sangat dianjurkan menggabungkan diri
dalam kelompok-kelompok Islam yang jelas jalan perjuangannya, yang mempunyai
tujuan dalam rangka menegakan dienul Islam maka bukanlah suatu bentuk
perpecahan, justru itu bentuk komitmen tauhid dalam rangka mewujudkan Khilafah
Islamiyah
Begitu juga dengan
perbedaan pendapat para ulama, jika ada 3 pendapat para ulama dalam suatu
perkara, maka kita diwajibkan memilih pendapat yang paling kuat diantara 3
pendapat tersebut, bukan membuat pendapat yang ke 4. Dengan catatan, Ulama yang
dimaksud adalah ulama yang berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Sunnah bukan
ulama sinetron atau ulama artis atau bahkan ulama Su’ (yang buruk).
Pahami juga,
perbedaan pendapat yang dimaksud adalah pendapat yang syar'i, berbeda pendapat
tidak masalah selama masih syar'i atau ada dasar dalilnya dan bukan urusan ushul dien (pokok dien Islam).
Sedangkan perkara
Syirik dan Bid'ah bukanlah suatu pendapat, melainkan suatu bentuk penyimpangan.
Jadi, tidak boleh kita artikan jika ada Ulama, Ustadz ataupun siapa saja yang
berbuat Syirik dan Bid'ah adalah sebuah perbedaan pendapat yang kita harus biarkan
atau hormati. Justru sebaliknya, itulah segala bentuk penyimpangan itu wajib
kita ingkari.
Dari bahasan yang
singkat ini dapat diambil kesimpulan bahwa jika ingin Kaum Muslimin bersatu,
maka bersatulah di atas Al-Quran dan As-Sunnah dengan pemahaman Salafush
shalih. Dan rangkullah kaum muslimin yang berpotensi menyimpang dengan berusaha
menghilangkan segala perkara-perkara penyimpangan yang dapat memecah belah
ummat (syirik, bid'ah & maksiat / meyelisihi syariat).
Allah 'azza wa jalla
berfirman:
"Katakanlah
(Muhammad)," Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah,dan aku tiada
termasuk orang-orang musyrik." (TQS Yusuf : 108).
Istiqomah [mungkin] memang
sulit, akan tetapi itu tidak menunjukkan bahwa istiqomah mustahil bagi
orang-orang yang beriman. Oleh karenanya marilah kita berdo'a kepada Allah SWT
agar diberikan ketetapan di atas Islam dan Sunnah Nabi-Nya, hidup dan wafat di
atas keduanya, karena tidak ada kemuliaan bagi seorang muslim kecuali karena
berpegang teguh kepada keduanya.
Dari 'Abdullah bin
'Umar ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Dijadikan kehinaan dan kerendahan atas orang-orang yang
menyelisihi Sunnahku." (HR. Ahmad dalam Musnad-Nya, II/50, 92, Ibnu Abi
Syaibah, Kitaabul Jihad, V/575, no. 98)
Berkata Imam Ibnu
Qudamah rhm, "Dalam mengikuti Sunnah
Rasulullah Muhammad SAW terdapat keberkahan dalam mengikuti syari'at, meraih
keridhaan Allah SWT, meninggikan derajat, menenteramkan hati, memenangkan
badan, menjadikan syaithan marah, dan berjalan di atas jalan yang lurus."
(Dharuratul Ihtimam, hal. 43)