Selasa, 08 April 2014

Islam Bersatu : Harapan Yang Tidak Salah Kaprah

Saudaraku Kaum Muslimin, tak jarang kita mendengar respon negatif, ketika ada seorang muslim mencoba menasihati saudaranya sesama muslim yang masih melakukan hal-hal yang dilarang dalam Islam. Yang ternyata larangan itu dilakukan karena beberapa alasan, seperti : ketidak tahuan, kurangnya  pemahaman dan bahkan kesengajaan.

Respon yang paling populer diantaranya adalah :
"Hei! Jangan memecah belah, kan masih ada celah kebaikan yang bisa kita manfaatkan!"
"Kenapa sih harus menjelek-jelekkan orang lain atau kelompok lain? Jangan merasa yang paling benar!"
“Masih sama-sama Islam kan, kok gampang menyesat-sesatkan bahkan mengkafir-kafirkan”
Dan masih banyak beragam respon negatif lainnya

Dari sini bisa disimpulkan bahwa ternyata masih ada pemahaman yang cenderung salah kaprah tentang konsep persatuan kaum muslimin.

Ketika seseorang berkata "Janganlah kalian melakukan Maksiat!" - Apakah berarti orang itu sedang memecah belah antara muslim maksiat dengan muslim taat?

Ketika seseorang berkata "Janganlah kalian berbuat Bid'ah!" - Apakah berarti orang itu sedang memecah belah antara muslim yang berbuat bid'ah dan yang berbuat sunnah?

Ketika seseorang berkata "Janganlah kalian berbuat Syirik!" - Apakah berarti orang itu sedang memecah belah antara muslim yang berbuat Syirik dan yang bertauhid ?

Sama sekali tidak! orang itu bukan sedang memecah belah, dan justru orang itu sedang dalam usaha untuk menghilangkan sebab-sebab terjadinya perpecahan kaum muslimin.

Jadi jika ditanya, Bagaimana cara membuat kaum muslimin bersatu? Jawabannya adalah kita harus berusaha menghilangkan segala sebab yang dapat membuat kaum muslimin berpecah belah. Ternyata ada 3 hal yang dapat meyebabkan kaum muslimin berpecah belah yaitu : 1. Syirik,
2. Bid'ah, 3. Maksiat (menyelisihi syariat)

Marilah kita fahami, Persatuan kaum muslimin bukan berarti meniadakan saling menasehati, bukan berarti harus menghormati dan mendiamkan orang yang berbuat Syirik, Bid'ah dan Maksiat (menyelisihi syariat) dengan alasan adalah hal yang biasa dalam perbedaan pendapat.
Fahamilah, Persatuan kaum muslimin bukan berarti tidak mengingkari perkara-perkara yang Munkar dan menyimpang. Fahamilah Juga, Persatuan Kaum Muslimin haruslah di atas Tauhid bukan Syirik, harus di atas Sunnah bukan Bid'ah dan Persatuan Kaum Muslimin harus di atas Taat bukan Maksiat. Jika tidak demikian, lalu di atas apa kita akan bersatu jika tidak di atas Alqur'an dan Sunnah dan dengan pemahaman para Sahabat Rasul?

Kelompok Islam = Membuat Perpecahan ?

Lalu bagaimana dengan kelompok-kelompok Islam yang ada seperti sekarang ini? apakah itu tidak termasuk memecah belah?

Berkelompok-kelompok (berjama'ah) itu tidaklah mengapa, bahkan sangat dianjurkan menggabungkan diri dalam kelompok-kelompok Islam yang jelas jalan perjuangannya, yang mempunyai tujuan dalam rangka menegakan dienul Islam maka bukanlah suatu bentuk perpecahan, justru itu bentuk komitmen tauhid dalam rangka mewujudkan Khilafah Islamiyah

Begitu juga dengan perbedaan pendapat para ulama, jika ada 3 pendapat para ulama dalam suatu perkara, maka kita diwajibkan memilih pendapat yang paling kuat diantara 3 pendapat tersebut, bukan membuat pendapat yang ke 4. Dengan catatan, Ulama yang dimaksud adalah ulama yang berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Sunnah bukan ulama sinetron atau ulama artis atau bahkan ulama Su’ (yang buruk).

Pahami juga, perbedaan pendapat yang dimaksud adalah pendapat yang syar'i, berbeda pendapat tidak masalah selama masih syar'i atau ada dasar dalilnya dan bukan urusan ushul dien (pokok dien Islam).

Sedangkan perkara Syirik dan Bid'ah bukanlah suatu pendapat, melainkan suatu bentuk penyimpangan. Jadi, tidak boleh kita artikan jika ada Ulama, Ustadz ataupun siapa saja yang berbuat Syirik dan Bid'ah adalah sebuah perbedaan pendapat yang kita harus biarkan atau hormati. Justru sebaliknya, itulah segala bentuk penyimpangan itu wajib kita ingkari.

Dari bahasan yang singkat ini dapat diambil kesimpulan bahwa jika ingin Kaum Muslimin bersatu, maka bersatulah di atas Al-Quran dan As-Sunnah dengan pemahaman Salafush shalih. Dan rangkullah kaum muslimin yang berpotensi menyimpang dengan berusaha menghilangkan segala perkara-perkara penyimpangan yang dapat memecah belah ummat (syirik, bid'ah & maksiat / meyelisihi syariat).

Allah 'azza wa jalla berfirman:

"Katakanlah (Muhammad)," Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah,dan aku tiada termasuk orang-orang musyrik." (TQS Yusuf : 108).

Istiqomah [mungkin] memang sulit, akan tetapi itu tidak menunjukkan bahwa istiqomah mustahil bagi orang-orang yang beriman. Oleh karenanya marilah kita berdo'a kepada Allah SWT agar diberikan ketetapan di atas Islam dan Sunnah Nabi-Nya, hidup dan wafat di atas keduanya, karena tidak ada kemuliaan bagi seorang muslim kecuali karena berpegang teguh kepada keduanya.

Dari 'Abdullah bin 'Umar ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Dijadikan kehinaan dan kerendahan atas orang-orang yang menyelisihi Sunnahku." (HR. Ahmad dalam Musnad-Nya, II/50, 92, Ibnu Abi Syaibah, Kitaabul Jihad, V/575, no. 98)

Berkata Imam Ibnu Qudamah rhm, "Dalam mengikuti Sunnah Rasulullah Muhammad SAW terdapat keberkahan dalam mengikuti syari'at, meraih keridhaan Allah SWT, meninggikan derajat, menenteramkan hati, memenangkan badan, menjadikan syaithan marah, dan berjalan di atas jalan yang lurus." (Dharuratul Ihtimam, hal. 43)

"Yaa muqallibal qulub, tsabit qalbi 'ala dinik." Wahai Dzat Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas Dien (milah, manhaj & syariat). -Mu (yang lurus). (nas-jbr)