Sabtu, 18 Januari 2014

WAHAN, PENYAKIT MEMATIKAN AKHIR ZAMAN



Apa itu Wahan?

Al Wahan adalah salah satu penyakit yang menjangkiti manusia akhir zaman. Bahaya wahan jauh lebih dahsyat dari pada AIDS, TBC, Flu Burung, atau Flu Babi. Karena penyakit ini akan mematikan hati dan ruh sehingga menyebabkan penderitaan yang panjang di dunia dan terlebih di akhirat.

Istilah wahan diungkapkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tatkala menjelaskan kondisi umat manusia di masa akan datang. Penyakit wahan ini menjadi penyebab utama segala keburukan dan keterpurukan umat Islam sehingga mereka menjadi bulan-bulanan musuh-musuh Islam. Bahkan lebih tragis lagi, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengibaratkan mereka laksana makanan yang menjadi rebutan orang-orang rakus yang kelaparan.

Dari Tsauban radliyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Akan datang suatu masa, di mana bangsa-bangsa akan mengeroyok kalian seperti orang-orang rakus memperebutkan makanan di atas meja. Ada seorang yang bertanya, ‘Apakah karena pada saat itu jumlah kami sedikit?’ Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: ‘Tidak, bahkan kamu pada saat itu mayoritas, akan tetapi kamu seperti buih di atas permukaan air laut. Sesungguhnya Allah telah mencabut rasa takut dari musuh-musuh kalian, dan telah mencampakkan penyakit al wahan pada hati kalian’. Seorang sahabat bertanya: ‘Ya Rasulallah, apa penyakit al wahan itu?.’ Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: ‘Al Wahan adalah penyakit cinta dunia dan takut mati’ “.  (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan lainnya)

Penyebab dan Akibatnya?

Penyakit wahan timbul karena merasuknya cinta kepada dunia ke dalam hati manusia, seperti cinta berlebih kepada harta, benda, tahta, wanita, dan lainnya. Dari kecintaan dunia yang sangat berlebih nantinya akan melahirkan mental pengecut yang takut mati.

Cinta dunia dan takut mati saling berkait, laksana satu paket. Keduanya menjadi penyebab kehinaan dalam dien di hadapan musuh. Semoga Allah melindungi kita darinya. Akibat dari penyakit wahan akan menumbuhkan keengganan berkorban, berjuang, dan berjihad untuk mempertahankan iman dan memperjuangkan agama. Padahal meninggalkan jihad merupakan sebab keterpurukan umat ini. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Jika kalian berdagang dengan sistem 'inah (salah satu bentuk riba), kalian ridha dengan peternakan, kalian ridha dengan pertanian dan kalian meninggalkan jihad maka Allah timpakan kepada kalian kehinaan yang tidak akan dicabut sampai kalian kembali kepada dien [agama] kalian." (HR. Ahmad, Abu Daud dan yang lainnya, dishahihkan oleh Al-Albani dalam al Silsilah, No. 11)

Dalam hadits ini disebutkan adanya celaan dan ancaman bagi orang yang sibuk dengan pertanian dan peternakannya di saat musim jihad. Dari situ dapat disimpulkan bahwa di antara yang dimaksud dengan Dien (yang menjadi solusi dengan kembali padanya) dalam hadits ini adalah Jihad. Karena shalat, zakat, puasa, haji dan dzikir tidak akan mampu mengangkat umat ini dari kehinaan.

Manusia pada dasamya ingin kaya, gelar dan pangkat tinggi, pengaruh yang besar, usaha yang sukses dan berkembang, mempunyai istri yang cantik,  serta beragam pesona dunia lainnya. Manakala seseorang telah mencapai keinginannya sementara aturan-aturan Allah tidak dipergunakan dalam mengatur dan mengendalikan kekayaan dunianya, maka inilah yang disebut cinta dunia alias materialisme.

Materilisme ini sama sekali tidak dibolehkan dalam ajaran Islam, bahkan adalah merupakan musuh Islam yang tergolong utama. Faham ini merupakan warisan dari Iblis la’natullahi’alaihi, yang memang kehadiran dan keberadaanya hanya untuk menggoda agar manusia rusak, sehingga (pada akhirnya kelak) menjadi penghuni neraka bersama Iblis. Kepada Iblis Allah Subhanahu wa Ta'ala bertanya: “Apakah yang menghalangimu sujud kepada Adam?” Iblis menjawab: “Aku lebih baik daripada Adam. Engkau ciptakan aku dari api dan Engkau menciptakannya dari tanah ?” (QS.Al-A’raaf: 12).

Ada beberapa hal yang menyebabkan penyakit wahan melanda masyarakat muslim, yakni:

1. Belum memahami kemuliaan dan kesempurnaan ajaran Islam.

Akibatnya, dengan mudah kaum muslimin menerima hal-hal yang sesuai dengan tuntutan hawa nafsunya, sedangkan hal-hal yang jelas berdasarkan prinsip-prinsip ajaran Islam dilihat dan disikapinya sebagai suatu beban dan menyusahkan kehidupan.

2. Pengaruh racun berpikir dari musuh-musuh Islam.

Proses peracunan tersebut berlangsung dengan demikian halus dan terorganisir, sehingga umat Islam menjadi lemah dan terpecah-pecah. Hal itu sesungguhnya amat kita lihat dan rasakan. Bagaimana materialisme berkembang sejalan berkembangnya pula pemikiran bathil lainnya seperti: liberalisme, sekulerisme, pluralisme, nasionalisme dan juga demokrasi.

3. Keseriusan Musuh-musuh Islam dalam Melemahkan Kehidupan Umat Islam.

Kaum Yahudi dan mnashrani dengan dukungan kaum Munafik memanfaatkan kekayaan, ilmu pangetahuan, dan teknologi untuk menghadapi dan memperdaya umat Islam sehingga situasi dan kondisi dunia lslam benar-benar dalam keadaan lemah, dan malah sesama umat Islam itu sendiri saling beradu dan bermusuhan. Bahkan mereka dengan serius mengambil alih kekuasaan militer, politik dan pemerintahan yang berada di tangan kaum muslim dengan memanfaatkan kelemahan iman yang ada pada kaum yang fujur, fasik dan munafik.

Cara Menghilangkannya

Penyakit wahan ini bisa diatasi dengan jalan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kembali kepada tuntunan ajaran Islam. Mereka yang merasa bahwa penyakit ini telah menghinggapi dirinya hendaklah melakukan langkah-langkah berikut :

1. Meningkatkan keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan hari akhir, sampai pada derajat yakin.

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al Hadid:20)

2. Selalu mengkaji dan memahami aqidah Islam yang benar. Dengan demikian maka sifat qana’ahnya muncul rasa syukurnya semakin meningkat, dan tawadhu (rendah hati) akan menjadi benteng dan sekaligus penghias dirinya.

3. Menghayati konsep Islam terhadap konsep kebahagiaan dunia dan akhirat. Sesungguhnya Islam tidak mengharamkan dunia dan perhiasannya, akan tetapi menjadikannya sebagai alat untuk mencapai kehidupan dan kebahagiaan akhirat.

"Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS An-Nahl:96).

4. Berjihad di jalan Allah dengan segenap kemampuannya yang ada. Karena orang yang berjihad telah menempuh suatu perniagaan yang tidak pernah rugi dengan Allah dan menjadi bukti sebesar-besar ketundukan kepada-Nya dan sebesar-besar pengorbanan untuk-Nya. Maka tepat sekali jika Allah menjamin hidayah bagi orang yang benar dalam jihadnya.

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Furqaan :52)

[ru51-prob]