Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah teladan dan panutan kita sebagai umat
Islam. Kita wajib meneladani perkataan, perbuatan dan sifat-sifat beliau.
Beliau telah mengajarkan dan menjadi teladan kepada kita pada segala aspek
kehidupan, baik aspek aqidah, akhlaq, dan ibadah
Pemuda
adalah generasi emas. Merekalah buah sentuhan tangan dingin para pemimpin yang
disiapkan untuk meneruskan tongkat estafet perjuangan. Di sinilah Rasulullah
Sallallahu Alaihi Wasallam membuktikan kepiawaian beliau dalam membentuk kader
penerus perjuangan di masa depan. Generasi yang pantas menjadi teladan para
pemuda akhir zaman agar terjauhkan dari jerat tipu daya setan dari kalangan jin
dan manusia.
Mereka
adalah pilar-pilar belia yang dicelup dalam pendidikan, pembinaan, serta doa
penuh berkah Rasulullah dan menjadi teladan
peradaban. Adalah Ali bin Thalib, pemuda yang mempertaruhkan nyawanya dalam
persiapan hijrah Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. Ali pula pemuda yang
terpilih dan menjadi penentu kemenangan perang Khaibar. Begitu pula Abdullah
bin Mas'ud, pemuda yang berani membacakan ayat-ayat Al-Quran di tengah hebatnya
embargo kafir Quraisy kepada Muslimin Makkah. Tak kalah hebatnya pula, Mu'adz
bin Jabal, Usamah bin Zaid, Zaid bin Tsabit dan tokoh-tokoh muda lain, para
pemuda yang hidup dalam limpahan kasih, kecerdasan, keberanian dan kezuhudan
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.
Cara Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.
Pemuda adalah penerus perjuangan dakwah Islam, jika pemudanya rusak maka
buramlah masa depan Islam dan umatnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengajarkan kepada kita cara
dalam mendidik dan membina para remaja dan pemuda. Setidaknya terdapat 6 poin
penting yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam
mempersiapkan dan membina generasi muda, yaitu:
Pertama, Mempersiapkan pemuda untuk iltizam (konsisten) dalam ketaatan kepada
Allah Ta’ala beribadah kepada-Nya dan menjauhi segala hal yang dilarang-Nya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda: “Tujuh golongan yang akan
mendapatkan naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali
naungan-Nya.. (salah satunya) pemuda yang tumbuh di dalam ketaatan
kepada Allah” (HR
Bukhari Muslim)
Kedua, Menyeru pemuda supaya mengambil dan
memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan yang ada guna membentuk pribadi
pemuda menjadi baik dan kokoh dari aspek rohani, jasmani, mental, akal dan
akhlak. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: حَيَا تَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَفَرَاغَكَ
قَبْلَ شُغْلِكَ وَشَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ.
“Pergunakanlah (dengan baik) lima perkara sebelum
datang lima perkara, hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, masa
lapangmu sebelum masa sibukmu, mudamu sebelum tuamu dan kayamu
sebelum miskinmu” (HR. Al Hakim)
Ketiga, Memelihara
jiwa pemuda dari penyelewengan dan penyimpangan, serta menjaga kesuciannya
dengan menganjurkan para pemuda untuk segera menikah jika sudah memiliki
kemampuan, sebagaimana telah disyariatkan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda:
يَا مَعْشَرَ الشَبَابِ مَنْ استَطَاعَ مِنْكُمْ
البَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ.
”Wahai para pemuda, siapa saja dari kamu yang
mampu untuk menikah, hendaklah ia segera menikah. Karena hal tersebut
lebih menjaga pandangan dan lebih memelihara kemaluan.” (HR Jama’ah)
Keempat, Membina para pemuda untuk senantiasa
menginstropeksi diri (muhasabah) dan memperbaiki amalnya, karena
amal-amalnya akan dimintai pertanggung jawabanya di hadapan Allah Allah Ta’ala di akhirat kelak.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Tidaklah bergeser kedua
kaki seorang hamba pada hari Kiamat, sehingga ditanyakan kepadanya mengenai
empat perkara. Umurnya dihabiskan untuk apa, masa mudanya dipergunakan
untuk apa, hartanya diperoleh dari mana dan kemana ia
membelanjakannya, dan apa yang diperbuat dengan ilmunya” (HR.
At-Tirmidzi)
Kelima, Membina para pemuda untuk senantiasa istiqomah di atas manhaj
Islam, menjauhkan mereka dari hal-hal yang sia-sia dan mendorong pemuda untuk
terus berusaha agar selalu berada dalam ketakwaan kepada Allah Ta’ala.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah
ta’jub pada pemuda yang tidak ada padanya kesia-siaan” (HR. Ahmad
dan Abu Ya’la)
Keenam, Mengajarkan olahraga terkait
pendidikan kemiliteran, seperti berenang, memanah dan berkuda.
Ajarkan putera-puteramu
berenang, memanah dan berkuda. (HR. Ath-Thahawi).
Setiap sesuatu yang tidak
termasuk mengingat Allah, ia merupakan permainan yang sia-sia kecuali empat hal
; seorang lelaki berjalan di antara dua tujuan (untuk memanah), melatih
berkuda, bermesraan dengan keluarga, dan mengajarinya berenang. (Hadis Riwayat
At-Thabrani)
Umar bin Khotob ra, pernah
berkata, “didiklah anakmu sesuai dengan
jamannya, karena mereka hidup bukan dijamanmu.”
Kesimpulan