Jumat, 17 Januari 2014

Cara Rasulullah Mendidik Pemuda


Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah teladan dan panutan kita sebagai umat Islam. Kita wajib meneladani perkataan, perbuatan dan sifat-sifat beliau. Beliau telah mengajarkan dan menjadi teladan kepada kita pada segala aspek kehidupan, baik aspek aqidah, akhlaq, dan ibadah

Pemuda adalah generasi emas. Merekalah buah sentuhan tangan dingin para pemimpin yang disiapkan untuk meneruskan tongkat estafet perjuangan. Di sinilah Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam membuktikan kepiawaian beliau dalam membentuk kader penerus perjuangan di masa depan. Generasi yang pantas menjadi teladan para pemuda akhir zaman agar terjauhkan dari jerat tipu daya setan dari kalangan jin dan manusia.

Mereka adalah pilar-pilar belia yang dicelup dalam pendidikan, pembinaan, serta doa penuh berkah Rasulullah  dan menjadi teladan peradaban. Adalah Ali bin Thalib, pemuda yang mempertaruhkan nyawanya dalam persiapan hijrah Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. Ali pula pemuda yang terpilih dan menjadi penentu kemenangan perang Khaibar. Begitu pula Abdullah bin Mas'ud, pemuda yang berani membacakan ayat-ayat Al-Quran di tengah hebatnya embargo kafir Quraisy kepada Muslimin Makkah. Tak kalah hebatnya pula, Mu'adz bin Jabal, Usamah bin Zaid, Zaid bin Tsabit dan tokoh-tokoh muda lain, para pemuda yang hidup dalam limpahan kasih, kecerdasan, keberanian dan kezuhudan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.

Cara Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.

Pemuda adalah penerus perjuangan dakwah Islam, jika pemudanya rusak maka buramlah masa depan Islam dan umatnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengajarkan kepada kita cara dalam mendidik dan membina para remaja dan pemuda. Setidaknya terdapat 6 poin penting yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam mempersiapkan dan membina generasi muda, yaitu:

Pertama, Mempersiapkan pemuda untuk iltizam (konsisten) dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala beribadah kepada-Nya dan menjauhi segala hal yang dilarang-Nya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.. (salah satunya) pemuda yang tumbuh di dalam ketaatan kepada Allah” (HR Bukhari Muslim)

Kedua, Menyeru pemuda supaya mengambil dan memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan yang ada guna membentuk pribadi pemuda menjadi baik dan kokoh dari aspek rohani, jasmani, mental, akal dan akhlak. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: حَيَا تَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ وَشَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ.

Pergunakanlah (dengan baik) lima perkara sebelum datang lima perkara, hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, masa lapangmu sebelum masa sibukmu, mudamu sebelum tuamu dan kayamu sebelum miskinmu” (HR. Al Hakim)

Ketiga, Memelihara jiwa pemuda dari penyelewengan dan penyimpangan, serta menjaga kesuciannya dengan menganjurkan para pemuda untuk segera menikah jika sudah memiliki kemampuan, sebagaimana telah disyariatkan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
يَا مَعْشَرَ الشَبَابِ مَنْ استَطَاعَ مِنْكُمْ البَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ.

Wahai para pemuda, siapa saja dari kamu yang mampu untuk menikah, hendaklah ia segera menikah. Karena hal tersebut lebih menjaga pandangan dan lebih memelihara kemaluan.” (HR Jama’ah)

Keempat, Membina para pemuda untuk senantiasa menginstropeksi diri (muhasabah) dan memperbaiki amalnya, karena amal-amalnya akan dimintai pertanggung jawabanya di hadapan Allah Allah Ta’ala di akhirat kelak.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari Kiamat, sehingga ditanyakan kepadanya mengenai empat perkara. Umurnya dihabiskan untuk apa, masa mudanya dipergunakan untuk apa, hartanya diperoleh dari mana dan kemana ia membelanjakannya, dan apa yang diperbuat dengan ilmunya” (HR. At-Tirmidzi)

Kelima, Membina para pemuda untuk senantiasa istiqomah di atas manhaj Islam, menjauhkan mereka dari hal-hal yang sia-sia dan mendorong pemuda untuk terus berusaha agar selalu berada dalam ketakwaan kepada Allah Ta’ala.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Sesungguhnya Allah ta’jub pada pemuda yang tidak ada padanya kesia-siaan” (HR. Ahmad dan Abu Ya’la)

Keenam, Mengajarkan olahraga terkait pendidikan kemiliteran, seperti berenang, memanah dan berkuda.

Ajarkan putera-puteramu berenang, memanah dan berkuda. (HR. Ath-Thahawi).

Setiap sesuatu yang tidak termasuk mengingat Allah, ia merupakan permainan yang sia-sia kecuali empat hal ; seorang lelaki berjalan di antara dua tujuan (untuk memanah), melatih berkuda, bermesraan dengan keluarga, dan mengajarinya berenang. (Hadis Riwayat At-Thabrani)

Umar bin Khotob ra, pernah berkata, “didiklah anakmu sesuai dengan jamannya, karena mereka hidup bukan dijamanmu.”

Kesimpulan

Inilah cara yang pantas dicontoh oleh kaum muslimin, khususnya para pemimpin negeri ini untuk menyelamatkan kerusakan akhlaq yang telah terjadi di kalangan remaja dan pemuda, seperti : miras, narkoba pergaulan bebas, dsb. Pemuda Islam harus dikenalkan dan diakrabkan dengan Kesempurnaan Syariat Islam. Pemuda Islam harus pula dikenalkan kemuliaan semangat jihad fie sabilillah agar menjadi pribadi yang tangguh, baik dari aspek aqidah, akhlak, dan jasmani. Dengan cara ini para pemuda akan lebih mampu untuk menghadapi berbagai tantangan, serta tidak ragu-ragu berjihad meninggikan kalimatullah, sehingga mereka mantap menjalani hidup sebagai mukmin yang beraqidah mulia atau bahkan siap menghadap Rabb-Nya sebagai syuhada’. Wallahu a’lam bish shawwab [and24-lmj]