Lintasan sejarah telah memberikan pelajaran
berharga bagi kita, bahwa jihad merupakan benteng terkokoh yang melindungi kaum
muslimin dari penindasan. Tanpanya, syariat Islam tak akan bisa tegak dan darah
kaum muslimin akan tertumpah murah. Begitu pentingnya posisi jihad bagi kemuliaan
Islam dan Umat Islam, sehingga kaum kafir berusaha untuk memadamkannya,
menghilangkannya dari benak kaum muslimin, hingga umat Islam merasa asing
dengan jihad, bahkan alergi terhadapnya (jihad
bi ma’na qital). Tetapi Allah mempunyai rencana sendiri untuk menyelamatkan
Islam, sebagaimana sabda Rasulullah saw,
"Akan senantiasa ada sekelompok kecil dari umatku
yang berperang membela kebenaran, mereka akan mendapatkan kemenangan hingga
datangnya hari kiamat." (HR. Muslim)
Jihad menjadi isu mendesak saat ini karena
musuh-musuh Islam bukanlah hanya sebuah bangsa atau negara, melainkan sebuah
sistem kafir dalam jaringan global. Kaum Kafir seperti di masa-masa lalu,
membuat makar untuk menghancurkan kaum Muslimin sehingga Jihad pada hari ini
adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan.
Ketahuilah
Keutamaannya!
Membantu Mujahidin adalah kewajiban penting
kaum muslimin karena dengan membantu mereka maka kita turut serta dalam menjaga
tegaknya dien dan menjaga kehormatan jiwa dan harta kaum muslimin. Para
mujahidin adalah saudara kita sesama muslim yang berusaha membuktikan
keimanannya yang sebenar-benarnya melalui perjuangannya dengan jiwa, harta dan
hujjah mereka demi tegaknya aturan-aturan Allah di muka bumi ini.
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad
pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi
pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang
benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia. Dan
orang-orang yang beriman sesudah itu, kemudian berhijrah dan berjihad bersamamu
maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang mempunyai
hubungan itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang
kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.Terj QS Al-Anfaal [8]:74-75
Membantu mujahidin merupakan amal sholih yang
menjadi bukti keimanan, yang keutamaannya sangat besar sebagaimana Sabda Nabi SAW:
”Barangsiapa membantu orang yang berjihad
di Jalan Allah atau orang yang berhutang dalam kesulitannya atau budak yang
hendak membebaskan dirinya, Allah akan menaunginya pada hari tiada naungan
selain naungan-Nya [HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Hakim]”
Beginilah Caranya!
Setiap Muslim yang ingin mematuhi perintah
Allah ta’ala hendaknya menemukan
cara-cara untuk mendukung perjuangan para Mujahidin dimanapun mereka berada. Berikut
ini cara mendukung jihad di jalan Allah menurut Syaikh al-Awlaki rahimahullah;
1.
Meluruskan Niat.
Setiap Muslim yang ingin menjadi seorang
mujahid wajib meluruskan niat tentang tujuan jihadnya. Rasulullah SAW bersabda,
barangsiapa meninggal dunia sementara dia
belum pernah berperang atau meniatkan diri untuk berperang, maka dia mati di
atas satu cabang dari kemunafikan." (HR. Muslim)
Salah satu tanda apakah niat seseorang untuk
berjihad itu murni atau tidak, adalah persiapan yang dilakukan orang yang
bersangkutan. Allah SWT berfirman: “Dan
jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk
keberangkatan itu … (QS At Taubah: 46).
2. Berdoa
agar dianugerahkan mati syahid.
Rasulullah SAW bersabda: “Siapa saja di antara kamu yang berdoa pada Allah agar diberi mati
syahid, Allah akan memberikan pahala mati syahid sekalipun jika orang itu wafat
di atas tempat tidurnya.” (HR Muslim).
Salah satu alasan mengapa musuh- musuh Allah
sukses mengalahkan sekelompok umat Islam dan mengambil alih tanah mereka,
adalah karena sekelompok umat Islam kehilangan kecintaan menjadi seorang yang
gugur sebagai syahid. Rasulullah SAW bersabda, “Bangsa-bangsa akan menyerang kalian seperti sekelompok manusia yang
sedang makan dalam satu piring” Kemudian sahabat berkata, “Apakah dikarenakan
jumlah kita yang sedikit?”. Rasulullah menjawab,”Bukan, jumlah kalian banyak.
Tapi kalian seperti buih di lautan, dan Allah akan menyingkirkan rasa takut
dari dalam dada musuh-musuhmu terhadapmu dan Allah akan menempatkan dalam
hatimu ‘Wahn’. Sahabat bertanya
lagi, “Apakah wahn itu ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Wahn adalah rasa cinta pada dunia dan takut mati”
(HR Abu Dawud).
Kata Syaikh Awlaki rahimahullah musuh-musuh
Allah ta’ala tidak takut dengan apapun, kecuali takut dengan kecintaan kaum
muslimin pada mati syahid.
3. Berjihad
dengan Harta Benda.
Jihad juga menekankan pentingnya mengorbankan
harta benda kita, karena jihad itu sendiri membutuhkan dana yang besar. Itulah
sebabnya, al-Qurtubi dalam tafsirnya mengatakan, memberikan uang untuk sedekah
pahalanya 10 kali lipat. Tapi memberikan uang untuk berjihad pahalanya 700 kali
lipat!
Allah SWT berfirman: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki (QS. Al Baqarah: 261)
Allah SWT berfirman: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki (QS. Al Baqarah: 261)
4.
Menggalang Dana untuk Membiayai Para Mujahidin.
Selain menafkahkan harta kita untuk para
mujahidin, kaum Muslimin disarankan mengajak umat untuk menggalang dana guna
membiayai perjuangan para mujahidin. Dengan
menggalang dana untuk para mujahidin, kaum Muslimin sekaligus menjalankan
sunnah Rasulullah yang senantiasa beliau lakukan sebelum pergi berperang. Rasulullah
saw bersabda: “Siapa yang menyiapkan
perbekalan orang yang berperang berarti telah berperang dan siapa mengurus
harta dan keluarga orang yang berperang berarti telah ikut berperang” (HR.
Bukhari-Muslim).
5. Menanggung
Kebutuhan Keluarga para Syuhada
Para Syuhada telah berjuang demi Islam dan
Muslimin. Maka wajib bagi kita untuk
menghormati dan melayani keluarga para syuhada.
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa ketika Rasulullah menerima kabar syahidnya
Ja’far bin Abi Thalib, Beliau segera pergi mengunjungi rumahnya dan meminta
isteri Ja’far untuk mengumpulkan anak-anaknya.
Ketika anak-anak itu telah berkumpul, Beliau saw memeluk mereka semua
dan mencium wajahnya sementara air mata Beliau jatuh bercucuran. Asma, isteri Ja’far, berkata: Saya bertanya pada Rasulullah apa yang telah
terjadi. Rasulullah menjawab: Ja’far telah syahid. Asma berkata: Ketika aku mendengar kabar
syahidnya Ja’far aku menangis dan menjerit.
Rasulullah kemudian pergi dan berkata pada para isterinya: Sediakan makanan untuk keluarga Ja’far
karena mereka saat ini tengah diliputi kedukaan.
Wahai Kaum Muslimin,
Imam
Asy-Syaukani penulis kitab Nailul Author
mengatakan bahwa Jihad adalah ibadah yang paling utama maka membantu dan ikut
serta dalam mempersiapkan kebutuhan jihad adalah ibadah paling utama juga. Ayo
rapatkan barisan, bergabunglah dalam barisan mujahidin di seluruh dunia!
Lakukan apa yang kita bisa! [ajay-lmj]