Selasa, 06 Agustus 2013

TIGA MUSUH ABADI



Kehidupan seorang Muslim dikelilingi oleh tiga kelompok musuh yang hanya dapat dilumpuhkan dengan jihad. Ketiga musuh tersebut adalah hawa nafsu, syaithan dan para pendosa dari kalangan kuffar, munafik, dan fasik. Memerangi hawa nafsu merupakan pondasi dari segalanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala sengaja menjadikan musuh-musuh tersebut dapat menguasai kehidupan seorang hamba, sebagai bentuk cobaan dan ujian baginya. Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyiapkan senjata ampuh yang dapat digunakan untuk melumpuhkan ketiganya.

Hawa nafsu dapat dilumpuhkan dengan memaksanya mengkaji petunjuk yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah, mengamalkan dan mendakwahkannya serta bersabar menghadapi segala kesulitan dan tantangan di jalan dakwah. Di samping itu perlu menjaga hawa nafsu agar tidak terlena bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sementara syetan dapat dilumpuhkan dengan mengabaikan segala godaannya dan tidak mengikuti tipu dayanya. Sebab syetan akan senantiasa membius dengan senjata angan-angan, menipu dengan berbagai macam rayuan, mengajak kepada perbuatan keji dan mungkar dan menghalangi manusia dari ketakwaan. Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan dalam sebuah ayat-Nya, “Syetan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.”(Al-Baqarah: 268)

Para pengusung kemaksiatan dan pendukung kemungkaran dapat dikalahkan melalui tiga tahapan. Pertama, dengan tangan dan kekuasaan, jika seseorang mampu dan memiliki kewenangan. Jika tidak mampu, maka beralih ke tahapan yang kedua, yaitu dengan lisan. Jika tetap tidak mampu maka tahapan ketiga adalah dengan hati, dengan menumbuhkan kebencian kepada mereka dan tidak memberikan kesempatan kepada mereka untuk membangun interaksi yang intensif.

Orang-orang munafik dilumpuhkan dengan lisan yaitu dengan melemahkan syubhat dan mematahkan kebohongan yang mereka sebarkan di kalangan kaum Muslimin. Karena tabiat mereka senantiasa menampakkan keislaman yang baik sekalipun hati mereka dipenuhi dengan kekafiran. Mereka menutupi kejahatan di balik pakaian keshalihan yang dikenakan, mereka tak ingin menjauh dari komunitas Muslim. Kejahatan mereka sangat berbahaya, penindasan terhadap kaum Muslimin tak terbilang. Mereka tak akan pernah berhenti berpikir mencari cara dan sarana yang lebih halus namun lebih pedih guna memecah belah barisan kaum Muslimin, menumbuhkan benih-benih perpecahan, dan mengobarkan api peperangan antara mereka.

Cara melumpuhkan orang-orang kafir dilakukan dengan hati, lisan, harta dan nyawa. Allah mewajibkan setiap pribadi Muslim untuk berjihad baik dengan harta maupun dengan raga. Barangsiapa yang tidak memiliki kemampuan berjihad dengan hartanya, maka kewajiban berjihad dengan raga tak terhapuskan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu). Sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Maaidah: 51)