Apa itu
Wahan?
Al Wahan adalah salah satu penyakit yang
menjangkiti manusia akhir zaman. Bahaya wahan jauh lebih dahsyat dari pada
AIDS, TBC, Flu Burung, atau Flu Babi. Karena penyakit ini akan mematikan hati
dan ruh sehingga menyebabkan penderitaan yang panjang di dunia dan terlebih di
akhirat.
Istilah wahan diungkapkan oleh Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam tatkala menjelaskan kondisi umat manusia di masa
akan datang. Penyakit wahan ini menjadi penyebab utama segala keburukan dan
keterpurukan umat Islam sehingga mereka menjadi bulan-bulanan musuh-musuh
Islam. Bahkan lebih tragis lagi, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
mengibaratkan mereka laksana makanan yang menjadi rebutan orang-orang rakus
yang kelaparan.
Dari
Tsauban radliyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Akan datang suatu masa, di mana
bangsa-bangsa akan mengeroyok kalian seperti orang-orang rakus memperebutkan
makanan di atas meja. Ada seorang yang bertanya, ‘Apakah karena pada saat itu
jumlah kami sedikit?’ Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: ‘Tidak,
bahkan kamu pada saat itu mayoritas,
akan tetapi kamu seperti buih di atas permukaan air laut. Sesungguhnya Allah
telah mencabut rasa takut dari musuh-musuh kalian, dan telah mencampakkan
penyakit al wahan pada hati kalian’.
Seorang sahabat bertanya: ‘Ya Rasulallah, apa penyakit al wahan itu?.’ Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: ‘Al Wahan adalah penyakit cinta dunia dan takut mati’ “. (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan lainnya)
Penyebab
dan Akibatnya?
Penyakit wahan timbul karena merasuknya cinta
kepada dunia ke dalam hati manusia, seperti cinta berlebih kepada harta, benda,
tahta, wanita, dan lainnya. Dari kecintaan dunia yang sangat berlebih nantinya
akan melahirkan mental pengecut yang takut mati.
Cinta dunia dan takut mati saling berkait,
laksana satu paket. Keduanya menjadi penyebab kehinaan dalam dien di hadapan
musuh. Semoga Allah melindungi kita darinya. Akibat dari penyakit wahan akan
menumbuhkan keengganan berkorban, berjuang, dan berjihad untuk mempertahankan
iman dan memperjuangkan agama. Padahal meninggalkan jihad merupakan sebab
keterpurukan umat ini.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Jika
kalian berdagang dengan sistem 'inah (salah satu bentuk riba), kalian ridha
dengan peternakan, kalian ridha dengan pertanian dan kalian meninggalkan jihad
maka Allah timpakan kepada kalian kehinaan
yang tidak akan dicabut sampai kalian kembali kepada dien [agama] kalian."
(HR. Ahmad, Abu Daud dan yang lainnya, dishahihkan oleh Al-Albani dalam al
Silsilah, No. 11)
Dalam hadits ini disebutkan adanya celaan dan
ancaman bagi orang yang sibuk dengan pertanian dan peternakannya di saat musim
jihad. Dari situ dapat disimpulkan bahwa di antara yang dimaksud dengan Dien
(yang menjadi solusi dengan kembali padanya) dalam hadits ini adalah Jihad.
Karena shalat, zakat, puasa, haji dan dzikir tidak akan mampu mengangkat umat
ini dari kehinaan.
Manusia pada dasamya ingin kaya, gelar dan pangkat
tinggi, pengaruh yang besar, usaha yang sukses dan berkembang, mempunyai istri
yang cantik, serta beragam pesona dunia
lainnya. Manakala seseorang telah mencapai keinginannya sementara aturan-aturan
Allah tidak dipergunakan dalam mengatur dan mengendalikan kekayaan dunianya,
maka inilah yang disebut cinta dunia alias materialisme.
Materilisme ini sama sekali tidak dibolehkan
dalam ajaran Islam, bahkan adalah merupakan musuh Islam yang tergolong utama.
Faham ini merupakan warisan dari Iblis la’natullahi’alaihi, yang memang
kehadiran dan keberadaanya hanya untuk menggoda agar manusia rusak, sehingga
(pada akhirnya kelak) menjadi penghuni neraka bersama Iblis. Kepada Iblis Allah
Subhanahu wa Ta'ala bertanya: “Apakah
yang menghalangimu sujud kepada Adam?” Iblis menjawab: “Aku lebih baik daripada
Adam. Engkau ciptakan aku dari api dan Engkau menciptakannya dari tanah ?”
(QS.Al-A’raaf: 12).
Ada beberapa hal yang menyebabkan penyakit
wahan melanda masyarakat muslim, yakni:
1. Belum memahami
kemuliaan dan kesempurnaan ajaran Islam.
Akibatnya, dengan mudah kaum muslimin
menerima hal-hal yang sesuai dengan tuntutan hawa nafsunya, sedangkan hal-hal
yang jelas berdasarkan prinsip-prinsip ajaran Islam dilihat dan disikapinya
sebagai suatu beban dan menyusahkan kehidupan.
2.
Pengaruh racun berpikir dari musuh-musuh Islam.
Proses peracunan tersebut berlangsung dengan
demikian halus dan terorganisir, sehingga umat Islam menjadi lemah dan
terpecah-pecah. Hal itu sesungguhnya amat kita lihat dan rasakan. Bagaimana
materialisme berkembang sejalan berkembangnya pula pemikiran bathil lainnya
seperti: liberalisme, sekulerisme, pluralisme, nasionalisme dan juga demokrasi.
3. Keseriusan
Musuh-musuh Islam dalam Melemahkan Kehidupan Umat Islam.
Kaum Yahudi dan mnashrani dengan dukungan
kaum Munafik memanfaatkan kekayaan, ilmu pangetahuan, dan teknologi untuk
menghadapi dan memperdaya umat Islam sehingga situasi dan kondisi dunia lslam
benar-benar dalam keadaan lemah, dan malah sesama umat Islam itu sendiri saling
beradu dan bermusuhan. Bahkan mereka dengan serius mengambil alih kekuasaan
militer, politik dan pemerintahan yang berada di tangan kaum muslim dengan
memanfaatkan kelemahan iman yang ada pada kaum yang fujur, fasik dan munafik.
Cara
Menghilangkannya
Penyakit wahan ini bisa diatasi dengan jalan
bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kembali kepada tuntunan ajaran
Islam. Mereka yang merasa bahwa penyakit ini telah menghinggapi dirinya
hendaklah melakukan langkah-langkah berikut :
1.
Meningkatkan keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan hari akhir, sampai
pada derajat yakin.
"Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat
warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang
keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak
lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al Hadid:20)
2. Selalu
mengkaji dan memahami aqidah Islam yang benar. Dengan demikian maka sifat qana’ahnya muncul rasa
syukurnya semakin meningkat, dan tawadhu (rendah hati) akan menjadi benteng dan
sekaligus penghias dirinya.
3. Menghayati
konsep Islam terhadap konsep kebahagiaan dunia dan akhirat. Sesungguhnya Islam tidak mengharamkan dunia
dan perhiasannya, akan tetapi menjadikannya sebagai alat untuk mencapai
kehidupan dan kebahagiaan akhirat.
"Apa
yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan
sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS
An-Nahl:96).
4.
Berjihad di jalan Allah dengan segenap kemampuannya yang ada. Karena orang yang berjihad telah menempuh
suatu perniagaan yang tidak pernah rugi dengan Allah dan menjadi bukti sebesar-besar
ketundukan kepada-Nya dan sebesar-besar pengorbanan untuk-Nya. Maka tepat
sekali jika Allah menjamin hidayah bagi orang yang benar dalam jihadnya.
"Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Furqaan :52)
[ru51-prob]