Sebagaimana
kita ketahui, setiap 14 Februari identik dengan perayaan Valentine’s day yang
oleh sebagian besar muda-mudi menyebutnya sebagai Hari Kasih Sayang. Berbagai cara
digelar sebagai bentuk ungkapan kasih sayang kepada orang-orang yang mereka
sayangi. Para muda-mudi itu, mengungkapkan
kasih sayang yang diwujudkan dengan memberikan coklat, pernak-pernik berupa
pita, bantal berbentuk hati, boneka beruang, atau rangkaian bunga yang
didominasi dua warna: pink dan biru muda. Bahkan di bulan Februari kondom
terjual laris-manis. Di sebuah minimarket Bandung, kondom dan coklat menjadi
menjadi bingkisan yang bebas dijual (muslimdaily.net,). Betapa ini peluang
lebar free sex oleh kalangan muda-mudi. Sungguh mengerikan!
Beginilah Sejarahnya
Mari
kita tilik sejarahnya terkait apa dan siapa Valentine sehingga begitu
dikultuskan pada perayaan ini. Tidak ada sumber ilmiah yang jelas, siapakah
sesungguhnya yang bernama Valentine. Beragam kisah dan semua hanyalah dongeng
fiktif sarat muatan penyesatan. Setidaknya ada 3 dongeng yang umum tentang
siapa Valentine.
Pertama, St. Valentine
adalah seorang pemuda bernama Valentino yang mati pada 14 Februari 269 M karena
eksekusi oleh Raja Romawi, Claudius II (265-270) akibat menentang ketetapan
raja, memimpin gerakan yang menolak wajib militer dan menikahkan pasangan
muda-mudi.
Kedua, Valentine adalah
seorang pastor di Roma yang berani menentang Raja Claudius II dengan menyatakan
bahwa Yesus adalah Tuhan dan menolak menyembah dewa-dewa Romawi. Ia kemudian
mati karena dibunuh dan oleh gereja dianggap sebagai orang suci.
Ketiga, seorang yang meninggal dan
dianggap sebagai martir/pahlawan, terjadi di Afrika di sebuah provinsi Romawi.
Meninggal pada pertengahan abad ke-3 Masehi. Dia juga bernama Valentine.
Adapun
Cupid, ikon valentine, si bayi
bersayap dengan panah adalah putra Nimrod,
Salah Satu Tuhan Orang Romawi. Ikon ini berjuluk Tuhan Cinta, karena ia berparas rupawan sehingga banyak dipuja dan
diburu wanita. Bahkan ia pun nekad berzina dengan ibunya sendiri, Lupercus!
Jangan Tertipu Wahai
Pemuda Islam!
Di
Indonesia, Valentine’s Day justru disebut ‘Hari Kasih Sayang’, yang disimbolkan
dengan kata ‘Love’. Padahal kalau
kita mau jeli, kata ‘kasih sayang’ dalam bahasa inggris bukan ‘love’ tetapi ‘Affection’. Ini adalah penyesatan nyata. Makna ‘love’ dalam Valday
sebenarnya adalah sebagaimana sejarah Perayaan
Lupercalia dengan ritual seks bebas.
Sungguh
tidak salah, yang dikatakan Samuel Zweimer dalam konferensi gereja di Quds
(1935):
"Misi utama kita (Kristen) bukan
menghancurkan kaum Muslim. Sebagai seorang Kristen tujuan kalian adalah
mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan
kehendak kaum penjajah, generasi malas yang hanya mengejar kepuasan hawa
nafsu”.
Maka,
Maha Benar Allah Azza wa Jalla, yang berfirman,
“Dan jika kamu
menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan
menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka
belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Terjemah QS
Al-An’am (6): 116).
Kenapa dilarang?
Sudah
sepatutnya kaum muslimin berpikir, tidak sepantasnya mereka merayakan hari Valentine
setelah jelas-jelas nyata bahwa ritual valentine adalah ritual orang-orang
kafir. Selanjutnya kita akan melihat berbagai kerusakan yang ada di hari
Valentine.
1. Dosa Meniru-niru
Orang Kafir
Dari Abu Sa‟id Al
Khudri, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,
“Kalian pasti akan
mengikuti langkah-langkah orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal atau
sehasta demi sehasta, sampai walaupun mereka masuk ke dalam lubang biawak,
kalian pun memasukinya.” Para shahabat bertanya: “Apakah yang dimaksud adalah
Yahudi dan Nashara?” Beliau menjawab: “Siapa lagi (kalau bukan mereka)?”
(Muttafaqun ‘Alaihi)
2. Dikumpulkan
dengan yang dipujanya di Hari Kiamat
Bandingkan,
apabila yang dicintai dan diagungkan adalah Valentine, seorang kafir yang
laknat Allah selalu menyertainya. Betapa penyesalan yang sangat besar.
Anas bin
Malik mengatakan, "Kami tidaklah
pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a
man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).” Anas
pun mengatakan, Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena
kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan
mereka.”
3. Terjerumus Dalam
Kesyirikan
Ucapan
”Be My Valentine” menurut Ken Sweiger
dalam artikel “Should Biblical Christians
Observe It?” mengatakan kata “Valentine”
berasal dari Latin yang berarti : “Yang
Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan
kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka
disadari atau tidak, jika meminta seseorang menjadi “be my Valentine”, hal itu berarti memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”, inilah perbuatan
syirik yang harus dihindari.
4. Terbukanya Kesempatan
Zina
Dalam
sejarah terkait Valentine’s Day, ada perayaan Lupercalia dengan Ritual Lotere Pasangan, yaitu para wanita muda
memasukkan nama mereka dalam sebuah bejana kemudian para pria mengambil satu
nama dalam bejana tersebut untuk dijadikan pasangan tanpa status nikah selama setahun
penuh. Dan kenyataannya tradisi zina (seks bebas) inilah yang berkembang saat
ini, termasuk di Indonesia.
5. Meniru Perbuatan
Setan
Menjelang
hari Valentine-lah berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku
keras. Berapa banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Padahal
sebenarnya harta tersebut masih bisa dibelanjakan untuk keperluan lain yang
lebih bermanfaat untuk kepentingan dakwah dan jihad meninggikan kalimatullah.
Namun, hawa nafsu berkehendak lain. Tidakkah mereka memperhatikan firman Allah,
“Dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27).
Kesimpulan