Senin, 14 Oktober 2013

SIAPAKAH IMAM MAHDI?



Imam Mahdi sebenarnya adalah sebuah nama gelar sebagaimana halnya dengan gelar khalifah, amirul mukminin. Imam Mahdi bermakna "Pemimpin yang telah diberi petunjuk". Dalam bahasa Arab, kata Imam berarti "pemimpin", sedangkan Mahdi berarti "orang yang mendapat petunjuk".

Andaikan dunia tinggal sehari, sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari Ahlul Bait-ku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku (Muhammad bin Abdullah) . Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.” (HR Abu Dawud 9435)

Imam Mahdi akan berperan sebagai panglima perang ummat Islam di akhir zaman. Beliau akan mengajak ummat Islam untuk memerangi para Mulkan Jabriyyan (Para Penguasa Zalim) yang telah lama bercokol di berbagai negeri-negeri di dunia menjalankan kekuasaan dengan ideologi penghambaan manusia kepada sesama manusia.

Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Rencana Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk kebangkitan Islam akhir zaman telah berlaku zaman kenabian atas kamu, maka berlakulah zaman kenabian itu sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkat zaman itu. Kemudian berlakulah zaman kekhalifahan (Khulafa’ur Rasyidin) yang berjalan seperti kenabian. Maka berlakulah zama itu sebagaimana Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya pula. Kemudian berlakulah zaman penindasan dan penzaliman (pemerintahan diktator) dan berlakulah zaman itu sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian berlaku pula zaman kekhalifahan (Imam Mahdi dan nabi Isa AS) yg berjalan diatas cara hidup zaman kenabian.” kemudian baginda Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam diam. [HR. Ahmad).

Beliau Shalallahu Alaihi Wasalam tentunya tidak akan mengajak ummat Islam berpindah babak melalui perjalanan menyenangkan laksana melewati taman-taman bunga indah atau melalui meja perundingan dengan penguasa zalim dewasa ini apalagi dengan mengandalkan sekedar ”permainan kotak suara”.

Imam Mahdi akan mengantarkan ummat Islam menuju babak Khilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwah melalui jalan yang telah ditempuh Rasullulah Shalallahu Alaihi Wasalam dan para sahabatnya radhiyallahu anhum, yaitu melalui Al-Jihad Fi Sabilillah. Bila Allah mengizinkan Imam Mahdi untuk menang dalam berbagai perang yang dipimpinnya, maka pada akhirnya ia akan memimpin dengan pola kepemimpinan berideologi Aqidah Tauhid, yaitu penghambaan manusia kepada Allah semata. Banyak perang akan dipimpin Imam Mahdi. Dan –subhaanallah- Allah senantiasa menjanjikan kemenangan baginya.

Ciri-ciri Imam Mahdi 

Di dunia ini tidak seorangpun yang tahu ciri-ciri Imam Mahdi, yang tahu hanya Allah dan Rasulullah. Oleh karena itu panduan kita untuk mengetahui ciri-cirinya adalah melalui hadits Rasulullah 

"Al-Mahdi berasal dari umatku, berkening lebar, berhidung panjang dan mancung. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi ini) sebelum itu dipenuhi oleh kezaliman dan kesemena-menaan, dan ia (umur kekhalifahan) berumur 7 tahun." (H.R.Abu Dawud dan Al-Hakim)

"Al-Mahdi berasal dari umatku, dari keturunan anak cucuku." ( H.R. Abu Dawud, Ibnu Majah,dan Al-Hakim).

Tanda-Tanda Kemunculan Imam Mahdi

“Akan terjadi perselisihan setelah wafatnya seorang pemimpin, maka keluarlah seorang lelaki dari penduduk Madinah mencari perlindungan ke Mekkah, lalu datanglah kepada lelaki ini beberapa orang dari penduduk Mekkah, lalu mereka membai’at Imam Mahdi secara paksa, maka ia dibai’at di antara Rukun dengan Maqam Ibrahim (di depan Ka’bah). Kemudian diutuslah sepasukan manusia dari penduduk Syam, maka mereka dibenamkan di sebuah daerah bernama Al-Baida yang berada di antara Mekkah dan Madinah.” (HR Abu Dawud 3737).

Kemunculan Imam Mahdi bukan karena kemauan Imam Mahdi itu sendiri melainkan karena taqdir Allah yang pasti berlaku. Bahkan Imam Mahdi sendiri tidak menyadari bahwa dirinya adalah Imam Mahdi melainkan setelah Allah SWT meng-ishlah-kannya dalam suatu malam

“Al-Mahdi berasal dari umatku, yang akan di-ishlah-kan oleh Allah dalam satu malam.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Dan apabila peristiwa di atas telah terjadi, berarti umat Islam di seluruh penjuru dunia menjadi tahu bahwa Imam Mahdi telah datang diutus ke muka bumi. Kaum Muslimin harus bersiap-siap untuk berlangsungnya pembai’atan Imam Mahdi di depan Ka’bah. Panglima umat Islam di Akhir Zaman telah hadir. Bila ini telah menjadi jelas, kitapun terikat dengan pesan Rasullullah Shalallahu Alaihi Wasalam: 

“Ketika kalian melihatnya (kehadiran Imam Mahdi), maka berbai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR Abu Dawud 4074).

Setelah datangnya Imam Mahdi maka menegakkan Khilafah bukan hanya sekedar kewajiban, namun realisasi dari komitmen Tauhid kaum muslimin. Tidak ada lagi alasan untuk berdiam diri dan tidak berpartisipasi untuk menegakkan Khilafah, dengan alasan itu hanya tugas Al-Mahdi. Kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban mereka atas sikap diamnya ini. Mari kita renungkan hadits riwayat dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ’anhu yang berkata: Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Siapa saja yang melepaskan ketaatan, maka ia akan bertemu Allah pada hari kiamat tanpa memiliki hujjah. Dan siapa saja yang meninggal sedang di pundaknya tidak ada baiat [kepada khalifah], maka ia mati seperti mati jahiliyah (dalam keadaan berdosa).” (HR. Muslim) 

Ya Allah, izinkanlah kami bergabung dengan pasukan Imam Mahdi. Anugerahkanlah kami rizqi untuk berjihad di jalan-Mu untuk menegakkan kembali khilafah, lalu memperoleh salah satu dari dua kebaikan: ’isy kariman mut syahidan’ (hidup mulia atau mati syahid). [uhl]