Kaum
muslimin yang dirohmati Allah, Terdapat perintah Allah kepada orang-orang yang
telah dikaruniai nikmat iman dan Islam untuk betul-betul menjaga ketakwaan dan
keislamannya sampai nyawa terlepas dari
badan, sebagaimana firman-Nya:
Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah
sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan muslim. [terj. QS Ali Imron
ayat 102]
Ayat
ini memberikan isyarat bahwa menjaga takwa, iman, dan Islam adalah masalah yang
serius, bukan masalah sepele dan main-main. Bahkan lebih serius daripada
masalah ekonomi yang kita hadapi masing-masing, karena masalah takwa, iman, dan
Islam sangat berkaitan dengan nasib yang kekal kita nanti di kehidupan akhirat.
Pertanyaannya adalah mengapa Allah ta'ala betul-betul memperingatkan kita agar
menjaganya? Bahkan di ayat yang lain Allah memperingatkan dengan keras:
“dan bahwa (yang
Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan
janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu akan
mencerai beraikan (memisahkan) kalian dari jalan-Nya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah agar kalian bertakwa.” (terj QS. Al-An'am: 153)
Awas Makar!
Marilah
kita simak sebuah dialog pertengkaran yang diabadikan Allah tentang dua
kelompok hamba yang bersitegang di tengah-tengah siksa neraka. Allah ta'ala
mengisahkannya dengan indah untuk kita renungkan dan jadikan sebagai pelajaran
yang sangat berharga.
Orang-orang kafir
berkata: "Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al-Qur'an ini dan
tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya". Dan (alangkah hebatnya) kalau
kamu lihat ketika orang-orang yang zhalim itu dihadapkan kepada Robb mereka,
sebagian dari mereka melemparkan perkataan kepada sebagian yang lain.
Orang-orang yang dianggap lemah (para pengikut) berkata kepada orang-orang yang
menyombongkan diri (para pemegang kekuasaan): "Kalaulah bukan karena kalian
tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman".
Orang-orang yang
menyombongkan diri (para pemegang kekuasaan) berkata kepada orang-orang yang
dianggap lemah (para pengikut): "Kamikah yang telah menghalangi kalian
dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepada kalian? (Tidak), sebenarnya
kalian sendirilah orang-orang yang berdosa".
Orang-orang yang
dianggap lemah (para pengikut) berkata kepada orang-orang yang menyombongkan
diri (para pemegang kekuasaan): "(Tidak) sebenarnya tipu daya (kalian) di
waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kalian menyuruh kami
supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya".
Kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan kami
pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan
disebabkan apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Saba': 31-33)
Sekali
lagi pertanyaannya: mengapa Allah dengan keras memperingatkan kita agar
betul-betul menjaga takwa, iman, dan Islam kita?
Jawabannya
adalah karena ada makar jahat musuh-musuh Islam yang tidak akan pernah tinggal
diam untuk menyesatkan kita, umat Islam. Mereka tidak akan pernah puas dan
berhenti kecuali setelah kita tersesat dan meninggalkan jalan yang lurus yaitu
syari’at Islam dan mengikuti ideologi, falsafah, hukum, ajaran hidup, dan adat
istiadat mereka yang menyimpang dari syari’at Allah.
Dan
ayat di atas jelas-jelas menegaskan bahwa makar jahat siang dan malam ternyata
bersumber dari orang-orang yang menyombongkan diri yaitu para pemegang
kekuasaan yang tidak takut pada murka dan siksa Allah 'azza wa jalla, para
pemegang kekuasaan yang mengganti hukum Allah yang sempurna dengan hukum
jahiliyah yaitu hukum tambal sulam buatan mereka sendiri yang penuh dengan
kelemahan, sebagaimana yang sekarang bisa kita lihat di negeri yang dihuni
mayoritas umat islam ini.
Terekam Sejarah
Sejarah
mencatat bagaimana makar Namrud dan para pembesar kerajaannya dalam memberangus
seruan tauhid dengan melaksanakan syari’at Allah secara murni dan konsekuen
yang dikumandangkan oleh Nabiyullah Ibrohim 'alaihis salam. Demikian juga
bagaimana makar Fir'aun --seorang pemegang kekuasaan yang kuat, bahkan karena
sangat kuat kekuasaannya sampai-sampai dia mengangkat dirinya sendiri sebagai
tuhan tertinggi-- bersama bala tentara dan pembesar kerajaannya dalam
memadamkan cahaya tauhid yang diajarkan oleh Nabiyullah Musa dan Harun.
Demikian dahsyat makar mereka sehingga mayoritas rakyatnya tersesat jauh dari
ajaran tauhid. Dengan cara yang sangat halus mereka mendoktrin rakyat dengan
ideologi sesat dan dengan cara yang sangat halus pula mereka menjalankan
program untuk menjauhkan rakyat dari agamanya. Akibatnya dengan sukarela atau
terpaksa mereka berbondong-bondong meninggalkan syari’at Allah kemudian
mengikuti undang-undang dan aturan hidup yang menentang syari’at Allah tanpa
merasa bersalah sedikitpun. Allah subhanahu wa ta'ala menggambarkan hebatnya
makar jahat mereka:
“Sesungguhnya mereka
telah membuat makar yang besar padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka
itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung
dapat lenyap karenanya. (QS. Ibrohim: 46)
Walaupun
demikian, makar jahat tetaplah namanya makar jahat yang akan mendapatkan
balasan yang setimpal dari Allah. Bahkan semua usaha yang mereka kerahkan,
waktu yang mereka korbankan, dan dana yang mereka keluarkan untuk
menghalang-halangi manusia mengikuti jalan Allah yang lurus akan menjadi
penyesalan yang mendalam di dalam neraka. Sebagaimana firman-Nya:
Sesungguhnya
orang-orang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan
Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi penyesalan bagi
mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang
kafir itu dikumpulkan. (QS. Al-Anfal: 36)
Kesimpulan