Sebuah Teguran
DUA BELAS tahun sudah peristiwa serangan 11 September 2001 atas gedung World Trade Center di New York, Amerika Serikat, dikenang orang. Peringatan 9/11 sesungguhnya bukan semata peringatan menangisi korban dan mengecam aksi ‘terorisme’, melainkan juga menyaksikan kehancuran Amerika Serikat.
Seperti diberitakan oleh Washington Times: "Bagaimana mungkin baja seberat 200.000 ton tercerai berai dan roboh dalam waktu hanya 11 detik? Ribuan orang arsitek dan insinyur mempertanyakan hal tersebut, padahal untuk meruntuhkan bangunan semacam itu dalam waktu singkat, maka harus ada ledakan buatan di gedung tersebut. Dan ledakannya harus mengarah ke luar," kata Richard Gage, seorang arsitek yang merupakan pendiri organisasi nirlaba Architecs & Engineers for 9/11 Truth.
Awal Perang Besar Abad Ini
Kekuatan Aliansi Musuh Islam yang digalang Amerika Serikat telah bekerja keras untuk memalingkan dunia internasional dari hakekat serangan 11 September dan pesan yang hendak dikirimkan oleh kelompok mujahidin Al-Qaeda lewat serangan terhadap simbol-simbol kekuatan AS tersebut. Selama ini AS menjadi super power dunia yang menguasai sepenuhnya dunia dari segala aspeknya, lalu terjadilah serangan 11 September penuh berkah untuk menunjukkan bahwa umat Islam (mujahidin) adalah sebuah kekuatan tangguh yang sangat sulit ditaklukkan.
Pesan-Pesan Menakjubkan
Jika kita menengok kembali serangan 11 September yang penuh berkah itu, sesungguhnya kelompok mujahidin Al-Qaeda melakukan serangan itu untuk menyampaikan sejumlah pesan istimewa yang menakjubkan. Bukan pesan kepada AS semata selaku target utama, namun juga kepada seluruh dunia, termasuk di dalamnya dunia Islam. Sejumlah pesan tersebut adalah:
Pesan pertama: Menghancurkan berhala modern, yaitu AS, di mana banyak umat manusia tanpa sadar mengangkat AS sebagai berhala yang mereka sembah selain Allah.
Pada tahun 2001, AS menjadi satu-satunya penguasa dunia setelah terpecahnya Uni Soviet. Sementara serangan 11 September yang penuh berkah itu menargetkan lambang-lambang dominasi AS atas dunia, yaitu Pentagon sebagai lambang kekuatan militer dan WTC sebagai lambang kekuatan ekonomi. Tiada pilihan lain bagi AS selain menempuh taktik gertakan dan ancaman, demi menjaga mukanya dan mempertahankan wibawanya yang telah hilang oleh serangan 11 September.
AS pun mengerahkan aliansi terbesar dalam sejarah manusia dengan mengusung slogan perang melawan apa yang mereka sebut terorisme. Abu Jahal-nya AS, George W Bush meniti jejak langkah Abu Jahl-nya kaum kafir Quraisy pada perang Badar. Bush pun ngotot untuk melancarkan peperangan, karena ia mengira perang tersebut sekedar sebuah piknik belaka, terlebih ia telah menyatukan aliansi seluruh dunia untuk memerangi satu kelompok belaka [Al-Qaeda]. Sebuah kelompok menakjubkan yang sama sekali tidak memiliki sebuah negara dengan tentara nasional, pesawat-pesawat tempur dan tank-tanknya.
Pesan kedua: Barangsiapa menyerang kami, maka kami akan menyerangnya. Barangsiapa membantai anak-anak kami, maka kami akan membantai anak-anaknya.
AS telah memberikan dukungan sangat besar kepada kaum Yahudi untuk menjajah Palestina, membantai dan menawan kaum muslimin Palestina. Maka Al-Qaeda ingin menyampaikan sebuah pesan yang kuat kepada AS:
“Hentikanlah dukungan kalian kepada kaum Yahudi! Keluarkanlah seluruh tentara kalian dari Jazirah nabi Muhammad shallallahu ‘Alaihi wa salam! Cabutlah tangan kalian dari membackingi rezim-rezim diktator yang membantai rakyatnya sendiri! Jika kalian tidak mengindahkan peringatan ini, tiada pilihan selain perang dan pembunuhan!”
Pesan ketiga: Menarik perhatian dunia internasional terhadap persoalan-persoalan kaum muslimin yang tidak dipedulikan oleh siapa pun sebelum peristiwa serangan 11 September.
Dunia internasional mulai memperhitungkan 1000 kali kekuatan Al-Qaeda. Sampai-sampai AS sendiri yang dahulu menganggap pembicaraan tentang perundingan dengan Al-Qaeda sebagai sebuah kejahatan, kini mulai mencari-cari sarana untuk berunding dengan Al-Qaeda dan Taliban. Hal itu setelah AS yakin telah mengalami kekalahan dalam perang melawan “terorisme”. AS mulai mencari-cari sarana-sarana lain agar bisa keluar dengan minimal menjaga mukanya, terkhusus lagi setelah ikatan aliansinya di Afghanistan dan Irak mulai lepas.
Pesan keempat: Menegaskan Kebenaran Konsep Umat Islam adalah Umat yang Satu
Serangan 11 September yang penuh berkah telah mengembalikan konsep persatuan umat Islam. Buktinya, pasca invasi militer terhadap Afghanistan dan Irak, kita mulai melihat putra-putra Islam berdatangan dari segala penjuru dunia ke medan-medan pertempuran untuk menolong agama dan umat mereka. Irak telah menyaksikan keberangkatan mujahidin kaum muslimin yang datang dari belahan bumi timur dan barat. Sampai-sampai kita menyaksikan seorang muslim AS berangkat ke Irak dan Afghanistan untuk memerangi tentara salibis. Hal itu belum pernah terjadi sebelumnya kecuali di Afghanistan semasa perang melawan Uni Soviet.
Hikmah bagi Umat Islam Hari ini
Serangan 11 September telah “meringkas” zaman, mendekatkan peperangan dan dalam skala yang lebih besar serta menegaskan kebenaran manhaj mujahidin yang dipimpin oleh kelompok Al-Qaeda, yang memilih target paling besar dan mematahkan punggungnya kekuatan kezaliman dunia yakni AS, dengan izin Allah semata. Akibat berikutnya adalah dipatahkannya punggung para thaghut lokal, seperti di Libya, Mesir, Yaman dan segera pula menyusul (insya Allah di Suriah dan Indonesia). Peristiwa itu menjadi pertanda-pertanda yang sebenarnya dari semakin dekatnya Al-Malhamah Al-Kubra (peperangan terbesar) melawan kaum Kufar wal Munafik.
Ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang mengamati peristiwa 9/11, memandang lebih dalam refleksi dan hikmah dibalik peristiwa itu. “Memang ada pembahasan hancurnya gedung itu tidak mungkin karena ditabrak pesawat. Jadi ada yang mengatakan itu rekayasa mereka. Tapi bagaimanapun juga kerugiannya tetap kembali kepada mereka, keuntungan bagi kita, itu namanya “wa makaruu wa makarallah wallahu khairul maakiriin” (orang-orang kafir itu membuat tipu daya dan Allah membalas tipu daya mereka itu dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya-QS Ali Imron 54),” kata ulama sepuh yang kini menjalani vonis zalim 15 tahun penjara. (asf/dawlam)
Selasa, 03 September 2013
PESAN-PESAN MENAKJUBKAN UNTUK AMERIKA
10.55