Kamis, 12 September 2013

Mengungkap Makna Teror



Para pembaca yang dirahmati Alloh ta’ala, pasca serangan WTC 11 September 2001 Amerika Serikat dan sekutunya langsung menuduh kaum muslimin (Mujahidin Al-Qaeda) sebagai pelaku serangan tersebut. Tanpa pembuktian yang obyektif, akurat dan memadai, AS pun langsung mempersiapkan perang besar-besaran dengan dalih melawan teroris, sekalipun tujuan mereka jelas-jelas memerangi Islam dan kaum muslimin.

Sebagian umat Islam yang masih tertipu, menganggap perang ini adalah perang melawan para “teroris”, yaitu Mujahidin yang ingin memperjuangan berlakunya hukum-hukum Allah di muka bumi. Mereka juga ikut-ikutan memberi label para mujahidin dengan teroris dan aksi yang mereka lakukan adalah aksi teror.

Makna Teror

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). QS Al Anfaal [8]:60

Dalam ayat di atas ada kalimat ‘turhibun’ yang merupakan pecahan dari Rohiba-yarhabu Rohibatan wa Ruhban wa rohaban’ yang artinya adalah ‘khofa’ [takut]; dari kalimat itu maka ada istilah al-irhab [teror]. Adapun pelakunya disebut irhabi [teroris], artinya orang yang membuat orang lain ketakutan, orang yang menakut-nakuti dengan ketakutan. Jadi, siapapun orang yang membuat orang lain dalam ketakutan adalah teroris. Setiap orang yang melakukan hal diatas maka dia disebut teroris, suka atau tidak suka, mengakui atau tidak, serta sadar atau tidak sadar.

Dalam bahasa Inggris, definisi teror adalah: “violence or the threat of violence carried out for political purposes (kekerasan atau ancaman kekerasan yang dilakukan untuk tujuan politik). Dan untuk pelakunya dikatakan dalam kamus Oxford: terrorist = “noun person using esp organized violence to secure politic ends (personal tertentu yang mempergunakan kekerasan terorganisir dalam rangka meraih tujuan politis)

Itulah pengertian dalam bahasa Arab dan Inggris. Adapun faktanya dewasa ini pengertian teror dan terorisme menjadi multi tafsir yang dalam pendefinisian, tergantung kepentingan masing-masing pihak.

Pelabelan Sepihak

Pelabelan teroris secara khusus ditujukan AS hanya kepada orang Islam yang ingin menegakkan hukum-hukum Alloh di muka bumi dengan menolak beragam hukum yang lain. Jelas, penyebutan teroris sengaja ditujukan untuk Islam. Buktinya meliputi :

1. Pemberontak New People Army (NPA) di Filipina; mereka melakukan pengeboman fasilitas umum dan pemerintahan, serta bentuk terror lain. Mereka tidak disebut Teroris, karena mereka komunis.

2. Pemberontakan IRA di Irlandia Utara. Mereka membunuh, menculik dan melakukan pengeboman. Mereka tidak disebut teroris, karena mereka Katolik.

3. Pemberontakan Macan Tamil di Srilanka. Mereka membunuh dan mengebom fasilitas pemerintah. Mereka tidak disebut teroris karena mereka Budha.

4. Aksi OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang keras melawan pemerintah, membunuh aparat TNI/POLRI dan rakyat sipil serta warga asing. Mereka juga tidak disebut Teroris, karena mereka hanya sebuah gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia.

Mari kita bandingkan dengan kelompok lain yang mempunyai kemiripan aksi, tapi gerakan ini justru mendapat penyebutan dan tuduhan berbeda, contohnya:

1. Kelompok Abu Sayyaf dan bangsa Muslim Moro (MILF) di Filipina, yang mereka berjuang menuntut kemerdekaan dari Filipina dan berlakunya Syariat Islam di Moro. Mereka disebut Teroris karena mereka Islam.

2. Thaliban di Afghanistan, mereka berjuang dan bahkan telah mendirikan sebuah Negara [Daulah] yang merupakan tuntutan syari’at Islam. Kemudian mereka diserang oleh AS dan sekutunya dengan alasan mereka menyembuntikan Usamah bin Laden, mujahidin yang mereka citrakan sebagai tokoh teroris. Padahal alasan utama mereka karena tokoh tersebut Islam. Kenapa hal itu [menyerang sebuah pemerintah dan menggulingkannya] tidak mereka lakukan terhadap Negara lain yang tidak menerapkan hukum demokrasi? Misalnya Korea Utara yang jelas-jelas meneror dunia dengan nuklirnya.

3. Kelompok umat Islam yang melakukan latihan bersenjata [i’dad askary] di Jantho, Aceh, mereka disebut teroris karena mereka Islam, dan masih banyak lagi hal serupa disebut dunia yang mereka labeli teroris karena mereka Islam.

Kategori Teroris

Dari fakta dan perbandingan diatas maka definisi teroris dikategorikan menjadi 2 yaitu :

1. Menurut Amerika dan Sekutunya 

Teroris adalah Siapapun orang Islam baik perorangan atau kelompok yang tidak setuju dengan mereka dan menentang kepentingan mereka. Apalagi sampai bercita-cita menegakkan hukum Alloh dan Rasul-Nya [lihat UU terorisme]

2. Menurut Alloh dan Rasul-Nya

a. Mereka adalah Orang-Orang Kafir yang menjadi musuh Alloh dan musuh orang-orang beriman

Firman-Nya:

Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi [Muharibah] Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar (QS Al Maidah [5]:33)

Ibnu katsir rhm menjelaskan bahwa kata ‘Al Muharibah’ artinya ‘berlawanan dan bertentangan’ makna kalimat ini ditujukan kepada pengertian kafir, membegal jalan dan meneror keamanan di jalan.

b. Orang-Orang Munafik
... dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya...QS 8:60

Abdurrahman bin zaid bin Aslam berkata “mereka adalah orang-orang munafik”, penafsiran ini dikuatkan dengan firman Alloh dalam surat At-Taubah 101:

Di antara orang-orang Arab Badui yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kami-lah yang mengetahui mereka.

Jadi dari penjelasan diatas dapat kita lihat bahwa penyebutan atau pelabelan teroris itu tergantung dari kepentingan siapa dan pihak mana. Hal tsb dikembalikan kepada semua orang, baik individu atau kelompok yang saling berlawanan. Apakah berpihak kepada Amerika dengan memusuhi Alloh dan Rasul-Nya, ataukah berpihak kepada Alloh dan Rasul-Nya dengan memusuhi Amerika dan sekutunya. [Ekb] 

Selasa, 03 September 2013

PESAN-PESAN MENAKJUBKAN UNTUK AMERIKA




Sebuah Teguran
DUA BELAS tahun sudah peristiwa serangan 11 September 2001 atas gedung World Trade Center di New York, Amerika Serikat, dikenang orang. Peringatan 9/11 sesungguhnya bukan semata peringatan menangisi korban dan mengecam aksi ‘terorisme’, melainkan juga menyaksikan kehancuran Amerika Serikat.

Seperti diberitakan oleh Washington Times: "Bagaimana mungkin baja seberat 200.000 ton tercerai berai dan roboh dalam waktu hanya 11 detik? Ribuan orang arsitek dan insinyur mempertanyakan hal tersebut, padahal untuk meruntuhkan bangunan semacam itu dalam waktu singkat, maka harus ada ledakan buatan di gedung tersebut. Dan ledakannya harus mengarah ke luar," kata Richard Gage, seorang arsitek yang merupakan pendiri organisasi nirlaba Architecs & Engineers for 9/11 Truth.

Awal Perang Besar Abad Ini
Kekuatan Aliansi Musuh Islam yang digalang Amerika Serikat telah bekerja keras untuk memalingkan dunia internasional dari hakekat serangan 11 September dan pesan yang hendak dikirimkan oleh kelompok mujahidin Al-Qaeda lewat serangan terhadap simbol-simbol kekuatan AS tersebut. Selama ini AS menjadi super power dunia yang menguasai sepenuhnya dunia dari segala aspeknya, lalu terjadilah serangan 11 September penuh berkah untuk menunjukkan bahwa umat Islam (mujahidin) adalah sebuah kekuatan tangguh yang sangat sulit ditaklukkan.

Pesan-Pesan Menakjubkan

Jika kita menengok kembali serangan 11 September yang penuh berkah itu, sesungguhnya kelompok mujahidin Al-Qaeda melakukan serangan itu untuk menyampaikan sejumlah pesan istimewa yang menakjubkan. Bukan pesan kepada AS semata selaku target utama, namun juga kepada seluruh dunia, termasuk di dalamnya dunia Islam. Sejumlah pesan tersebut adalah:

Pesan pertama: Menghancurkan berhala modern, yaitu AS, di mana banyak umat manusia tanpa sadar mengangkat AS sebagai berhala yang mereka sembah selain Allah.

Pada tahun 2001, AS menjadi satu-satunya penguasa dunia setelah terpecahnya Uni Soviet. Sementara serangan 11 September yang penuh berkah itu menargetkan lambang-lambang dominasi AS atas dunia, yaitu Pentagon sebagai lambang kekuatan militer dan WTC sebagai lambang kekuatan ekonomi. Tiada pilihan lain bagi AS selain menempuh taktik gertakan dan ancaman, demi menjaga mukanya dan mempertahankan wibawanya yang telah hilang oleh serangan 11 September.

AS pun mengerahkan aliansi terbesar dalam sejarah manusia dengan mengusung slogan perang melawan apa yang mereka sebut terorisme. Abu Jahal-nya AS, George W Bush meniti jejak langkah Abu Jahl-nya kaum kafir Quraisy pada perang Badar. Bush pun ngotot untuk melancarkan peperangan, karena ia mengira perang tersebut sekedar sebuah piknik belaka, terlebih ia telah menyatukan aliansi seluruh dunia untuk memerangi satu kelompok belaka [Al-Qaeda]. Sebuah kelompok menakjubkan yang sama sekali tidak memiliki sebuah negara dengan tentara nasional, pesawat-pesawat tempur dan tank-tanknya.

Pesan kedua: Barangsiapa menyerang kami, maka kami akan menyerangnya. Barangsiapa membantai anak-anak kami, maka kami akan membantai anak-anaknya.
AS telah memberikan dukungan sangat besar kepada kaum Yahudi untuk menjajah Palestina, membantai dan menawan kaum muslimin Palestina. Maka Al-Qaeda ingin menyampaikan sebuah pesan yang kuat kepada AS: 

“Hentikanlah dukungan kalian kepada kaum Yahudi! Keluarkanlah seluruh tentara kalian dari Jazirah nabi Muhammad shallallahu ‘Alaihi wa salam! Cabutlah tangan kalian dari membackingi rezim-rezim diktator yang membantai rakyatnya sendiri! Jika kalian tidak mengindahkan peringatan ini, tiada pilihan selain perang dan pembunuhan!”
Pesan ketiga: Menarik perhatian dunia internasional terhadap persoalan-persoalan kaum muslimin yang tidak dipedulikan oleh siapa pun sebelum peristiwa serangan 11 September.
Dunia internasional mulai memperhitungkan 1000 kali kekuatan Al-Qaeda. Sampai-sampai AS sendiri yang dahulu menganggap pembicaraan tentang perundingan dengan Al-Qaeda sebagai sebuah kejahatan, kini mulai mencari-cari sarana untuk berunding dengan Al-Qaeda dan Taliban. Hal itu setelah AS yakin telah mengalami kekalahan dalam perang melawan “terorisme”. AS mulai mencari-cari sarana-sarana lain agar bisa keluar dengan minimal menjaga mukanya, terkhusus lagi setelah ikatan aliansinya di Afghanistan dan Irak mulai lepas. 

Pesan keempat: Menegaskan Kebenaran Konsep Umat Islam adalah Umat yang Satu
Serangan 11 September yang penuh berkah telah mengembalikan konsep persatuan umat Islam. Buktinya, pasca invasi militer terhadap Afghanistan dan Irak, kita mulai melihat putra-putra Islam berdatangan dari segala penjuru dunia ke medan-medan pertempuran untuk menolong agama dan umat mereka. Irak telah menyaksikan keberangkatan mujahidin kaum muslimin yang datang dari belahan bumi timur dan barat. Sampai-sampai kita menyaksikan seorang muslim AS berangkat ke Irak dan Afghanistan untuk memerangi tentara salibis. Hal itu belum pernah terjadi sebelumnya kecuali di Afghanistan semasa perang melawan Uni Soviet. 

Hikmah bagi Umat Islam Hari ini
Serangan 11 September telah “meringkas” zaman, mendekatkan peperangan dan dalam skala yang lebih besar serta menegaskan kebenaran manhaj mujahidin yang dipimpin oleh kelompok Al-Qaeda, yang memilih target paling besar dan mematahkan punggungnya kekuatan kezaliman dunia yakni AS, dengan izin Allah semata. Akibat berikutnya adalah dipatahkannya punggung para thaghut lokal, seperti di Libya, Mesir, Yaman dan segera pula menyusul (insya Allah di Suriah dan Indonesia). Peristiwa itu menjadi pertanda-pertanda yang sebenarnya dari semakin dekatnya Al-Malhamah Al-Kubra (peperangan terbesar) melawan kaum Kufar wal Munafik.

Ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang mengamati peristiwa 9/11, memandang lebih dalam refleksi dan hikmah dibalik peristiwa itu. “Memang ada pembahasan hancurnya gedung itu tidak mungkin karena ditabrak pesawat. Jadi ada yang mengatakan itu rekayasa mereka. Tapi bagaimanapun juga kerugiannya tetap kembali kepada mereka, keuntungan bagi kita, itu namanya “wa makaruu wa makarallah wallahu khairul maakiriin” (orang-orang kafir itu membuat tipu daya dan Allah membalas tipu daya mereka itu dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya-QS Ali Imron 54),” kata ulama sepuh yang kini menjalani vonis zalim 15 tahun penjara. (asf/dawlam)

Dialog Menarik Dengan Insinyur Barat Yang Berjihad Di Suriah




Shoutussalam - Ini adalah tahun-tahun penuh kesibukan bagi Ahmad (bukan nama sebenarnya), seorang jihadis yang memiliki latar pendidikan Barat. Ia ikut bertempur menggulingkan tahta Rezim Assad di Suriah. Ahmad adalah seorang insinyur lulusan Kanada yang bergabung dengan Mujahidin al Qaeda di Suriah pada musim gugur tahun lalu. Dalam waktu kurang dari satu tahun, ia sudah tiga kali mendapatkan luka tembak dan cedera kepala akibat terkena pecahan peluru.

Beberapa bulan lalu, seorang wartawan independen di Timur Tengah, Anna Theresa Day mendapatkan kesempatan langka berbicara dengan Ahmad di sebuah rumah sakit yang terletak di seberang perbatasan di Turki. Disana ia sedang menjalani pengobatan akibat cidera terkena tembakan sniper di lengan tangan kirinya. Ia tidak sabar ingin segera kembali ke garis depan pertempuran selama bulan Ramadhan. Ahmad mengatakan ingin mendapatkan syahid di bulan mulia itu. "Tekad kami tidak pernah surut," katanya.

Pria asal Saudi berumur 29 tahun itu bergabung dalam barisan Mujahidin Jabhat al Nusrah hampir setahun yang lalu melalui bantuan temannya yang juga berasal dari Saudi bernama Mahmud. Mahmud juga membawa banyak temannya di Saudi ikut bergabung dalam kelompok-kelompok Jihad di Aleppo, Suriah. Ahmad sebenarnya mengenal Mahmud di Arab Saudi juga melalui temannya yang lain, dan ia mengambil kesempatan berkenalan itu untuk ikut pergi berjihad di Suriah. Dia mengatakan,sudah bosan hidup di tengah kenyamanan yang membuatnya lalai.

Setelah pertemuan pertama Anna dengan Ahmad yang katanya “menegangkan”, Ahmad lantas mengirimkan pertemanan ke akun FaceBook Anna. Ketika itu Anna bertanya pada Ahmad, di kelompok teroris manakah ia bergabung. Ahmad pun menjawab dengan sedikit ejekan.

"Anda tanyakan aku bergabung di kelompok teror yang mana? Maksudmu kelompok yang dituduh sebagai teroris oleh bangsa yang sesungguhnya paling teroris di dunia ini (yaitu Amerika)? Aku akan anggap itu sebagai pujian!" katanya, sambil ,menunjuk apa yang dilakukan Amerika di Iraq, dan serangan pengecut pesawat tak berawak Amerika di Yaman dan Pakistan.

"Anna, saya beritahu Anda. Aku sebelum ini bersekolah di Kanada, jadi aku tahu betul apa yang Anda pikirkan tentang kami di Barat," desisnya. Intonasi kata-katanya saat itu tak seperti sebelumnya, yang dipenuhi kelembutan.

"Kalian pikir bahwa kami gila bukan, tapi kami tidak berpikir bahwa banyak dari orang-orang di Barat adalah orang yang baik... Sekarang sudah lebih dari 100.000 orang di Suriah yang dibantai, dan kalian tidak melakukan apa pun. Dan kalian bilang bahwa kami ini gila? Yah, kami pikir kalian ini kejam."

Ahmed mengatakan bahwa invasi Amerika ke Iraq adalah faktor yang membuatnya ingin bergabung dalam aksi Jihad Global.

"Anda lihat, aku telah menyaksikan kehidupan dunia Anda di Barat, oleh karenanya aku telah melihat kehidupan kedua belah pihak. Dan sekarang aku memutuskan telah memilih jalan ini. Aku memilih untuk membela mereka yang tak bersalah. "

Ahmad lantas menunjukkan foto-foto kehidupannya di FaceBook, semasa ia masih di Kanada dan Amerika. Nampak ia sedang berpesta-pesta dengan banyak tumpukan kaleng bir di belakangnya. Di fotonya yang lain, ia berdiri di Times Square, mengacungkan dua jari jempolnya ke kamera.

"Itu adalah kehidupanku yang lain, dan sekarang Alhamdulillah, aku tahu mana yang lebih baik," katanya sambil memberikan icon tertawa.

Untuk alasan keamanan, Ahmad menonaktifkan halaman Facebooknya. Hal itu sebagai bentuk kekhawatirannya kalau badan-badan intelijen Barat bisa melacaknya, dan juga akan membahayakan teman-temannya yang mendukungnya pergi ke Suriah.

Sejak kedatangannya ke Suriah pada September 2012 lalu, Ahmad telah berjuang dalam barisan tiga kelompok mujahidin yang berbeda, diantaranya adalah Jabhat al Nusrah, lalu Daulah Islam Iraq dan Syam atau yang lebih populer dengan sebutan ISIS.

Yang menarik adalah, ketika Ahmad mengatakan bahwa sosok pemimpin Jabhat al Nusrah, Syaikh al Fatih Abu Muhammad al Jawlani adalah seorang pahlawan seperti Syaikh Usamah bin Ladin. Bahkan Ahmad sangat berharap, kelak suatu hari Syaikh al Jawlani mengundangnya makan-makan bersama.