Barangsiapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah
sukses.
Kehidupan dunia
itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS Ali Imron: 185)
Tidakkah
kita ridha dengan karunia Allah ini? Tidakkah kita senang dengan janji Allah
ini ? Bukankah ini yang selalu kita usahakan selama ini? Bukankah kita selalu
berusaha agar Allah menyelamatkan kita dari neraka dan memasukkan kita ke dalam
surga? Apalagi yang akan kita cari di dunia ini selain kebahagiaan hidup di
dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat yang kekal ?
Dengan
ayat ini Allah ta’ala mengajari kita agar dalam menilai sesuatu hendaknya
menilai dari sisi akhirat, bukan menilai semata-mata dengan ukuran sukses
dunia. Karena itu, marilah kita mulai mengalihkan pandangan dan pikiran kita
lebih jauh ke depan.
Ukuran
kesuksesan yang sesungguhnya adalah bagaimana seseorang bisa menjalani
kehidupannya dengan penuh makna. Dia bisa menjalani kehidupannya di dunia
dengan kehidupan yang penuh manfaat untuk dirinya dan orang-orang di
sekitarnya. Dia bisa menjalani kehidupannya dengan penuh kesadaran akan tujuan
dia diciptakan dan dihidupkan di dunia ini. Dan tujuan penciptaannya tidak lain
dan tidak bukan adalah hanya untuk beribadah kepada Penciptanya, tidak ada
selain itu.
Kita
tarik pandangan kita jauh ke negeri akhirat, walaupun tidak banyak yang kita
ketahui tentang negeri itu selain yang telah Allah dan Rasul-Nya kabarkan
kepada kita. Bayangkanlah kita sedang berada di negeri itu, kita digiring ke
padang mahsyar, kita berdiri dihadapan Allah sendiri-sendiri untuk
mempertanggungjawabkan perbuatan kita, kita berjalan di atas shirat, kita
berada di hadapan surga dan neraka, dst. Ya Allah, selamatkanlah kami dari
neraka dan masukkanlah kami ke dalam surga.
Kaum
Muslimin yang dimuliakan Allah, Kemanakah kita akan berakhir abadi, ke surga
ataukah ke neraka? Sungguh ini tergantung apa yang telah kita persiapkan untuk
itu. Barangsiapa menginginkan surga maka hendaklah dia menempuh jalan menuju
surga. Jika tidak maka dia akan meluncur jatuh ke neraka. Na’udzubillahi min
dzalik. Dan ketahuilah bahwa diantara jalan menuju surga itu adalah ibadah
puasa.
Ketahuilah
bahwa di surga ada satu pintu namanya ‘baabur
rayyaan’ yang tidak dimasuki kecuali oleh orang-orang yang berpuasa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Sesungguhnya di surga ada
satu pintu yang disebut ‘baabur rayyaan’. Pada hari kiamat orang-orang yang
berpuasa masuk surga lewat pintu itu. Tidak ada seorang pun yang masuk surga
lewat pintu itu kecuali mereka. Dipanggil: “Dimanakah orang-orang yang
berpuasa?” Maka mereka berdiri. Tidak ada seorang pun yang masuk surga lewat
pintu itu kecuali mereka. Jika mereka telah masuk surga maka pintu itu ditutup
sehingga tidak ada seorang pun yang masuk surga lewat pintu itu. (HR Bukhari
dan Muslim)
Seorang
sahabat berkata kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah tunjukkan kepadaku suatu
amalan yang bisa memasukkanku ke dalam surga.” Kemudian, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab, “Hendaklah engkau melaksanakan puasa karena tidak
ada yang semisal dengannya.” (HR. Nasaai)
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Allah Ta’ala berfirman, ‘Semua amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa, karena puasa
itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya’…” (HR Bukhari dan Muslim)
Setelah
membawakan hadits di atas, Imam Al Qurtubi rahimahullah dalam tafsirnya
mengatakan, “Allah mengkhususkan balasan
puasa (yaitu dengan tidak menyebutkan bentuk balasannya-pent) daripada ibadah
yang lain karena dua hal yaitu pertama, puasa mencegah keinginan syahwat tidak
sebagaimana ibadah yang lain. Kedua, karena puasa adalah amalan yang bersifat
rahasia antara hamba dan Allah, maka peluang untuk berbuat riyanya sangat
kecil. Berbeda dengan amalan yang nampak, maka peluang untuk berbuat riya lebih
besar. (Al Jami’ Li Akamil Qur’an)
Dalam
riwayat Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bertanya: “Siapakah diantara
kalian yang berpuasa hari ini?”“Saya,” jawab Abu Bakar radhiallahu ‘anhu.
Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Siapakah
diantara kalian yang mengikuti jenazah hari ini?” “Saya,” jawab Abu Bakar radhiallahu ‘anhu.
Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Siapakah
diantara kalian yang memberi makan orang miskin hari ini?” “Saya,” jawab Abu Bakar radhiallahu
‘anhu.
Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Siapakah
diantara kalian yang menjenguk orang sakit hari ini?”“Saya,” jawab Abu
Bakar radhiallahu ‘anhu.
Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah
empat perkara itu terkumpul pada diri seseorang kecuali pasti dia masuk surga.”
Kaum
muslimin rahimahullah marilah kita bersungguh-sungguh meraih kesuksesan sejati
tersebut dengan senantiasa istiqomah dalam ketaqwaan. “Ya Allah, masukkanlah
kami ke dalam surga dan lindungilah kami dari siksa neraka. Aamiin yaa mujiibas
saailiin.” Wallohu ‘alam bish showwab.
[bamb-prob]