Sabtu, 29 Juni 2013

MUI Pusat Bantah telah Nyatakan Aliran Sesat LDII Berparadigma Baru


Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Ma’ruf Amin membantah bahwa MUI telah menyatakan aliran sesat LDII memiliki paradigma baru yang berbeda dengan Islam Jamaah yang pernah difatwakan sesat oleh MUI.

Hal ini disampaikan KH. Ma’ruf Amin di hadapan para tokoh dan umat Islam Bogor saat beraudiensi dengan MUI Pusat terkait penyerangan sebuah pengajian di masjid Al-Hijri, Kampus UIKA, Bogor oleh massa aliran sesat LDII pada Sabtu (15/6/2013).

“Saya ingin menjelaskan, sikap MUI itu seperti apa kepada LDII, jadi tidak betul jika MUI sudah menyatakan LDII Paradigma Baru. Ada beberapa catatan yang harus dipenuhi oleh LDII:

Pertama, bahwa dia harus memasukkan sudah berparadigma baru dalam Rakernasnya dan itu sudah dilakukan.

Kedua, harus melakukan klarifikasi melalui MUI propinsi dan itu sudah ada tapi belum seluruhnya.

Ketiga, dia harus melakukan sosialisasi sampai ke bawah bukan hanya di DPPnya tapi sampai ke akar rumput.

Keempat, dia harus bersedia dibina oleh MUI,” jelas Kyai Ma’ruf Amin di kantor MUI Pusat, Jl. Proklamasi No.51 Menteng Jakarta Pusat, pada Selasa (25/6/2013).

Ia pun meminta umat Islam tidak keliru menilai sikap MUI terhadap aliran sesat LDII.

“Nanti kalau tidak tahu sikap MUI itu bisa keliru, sana keliru, sini keliru jadi keliru semua,” imbuhnya.

Namun sebagian tokoh umat Islam Bogor kurang merasa puas, sebab KH. Ma'ruf Amin selaku Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat pernah menandatangani surat yang memfatwakan LDII telah memiliki paradigma baru dan hingga kini belum dicabut.

Surat tersebut menjadi senjata aliran sesat LDII seolah ingin disamakan seperti ormas Islam lainnya dengan klaim telah menerapkan paradigma baru, padahal sejatinya masih menganut paradigma lama Islam Jamaah. [
(voa-islam.com)

BLSM : Aksi Pencitraan Para Tokoh Politik


BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat) yang diberikan sejumlah Rp. 150.000,00 per bulannya yang akan diberikan selama tiga bulan oleh pemerintah kepada setiap kepala keluarga dengan tingkat perekonomian yang tergolong rendah mulai dijadikan aksi percitraan para menteri-menteri yang duduk di kabinet yang juga caleg. Setidaknya itulah yang disampaikan oleh Geger di Media Center Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok. Hal tersebut memang tidak dapat dipungkiri apalagi pemilu 2014 akan segera datang yang tentu saja momen ajang pencarian dukungan tengah gencar-gencarnya diserukan oleh para aktor politik negeri ini.

Jika kita melihat dari segi BLSM-nya saja, tentu saja sangat jauh dari tujuannya untuk mengurangi kemiskinan. Jika kita perhitungkan, angka 150.000 jika dibagi untuk memenuhi kebutuhan selama 30 hari, maka tiap harinya ia tidak boleh menghabiskan lebih dari Rp. 5000,- saja. Angka tersebut belum dihitung jika dibagi anggota keluarga yang lebih dari satu orang serta pengeluaran ongkos untuk trasportasi dan bahan bakar. Apa yang akan mereka makan dari uang senilai kurang dari 5000? Apalagi kondisi seperti ini hanya akan bertahan selama tiga bulan. Tentu saja tidak memberikan dampak perubahan apapun. Program ini seperti sengaja dirancang untuk tidak menghasilkan dampak apapun. Belum lagi penerima BLSM yang tidak tepat sasaran. Hal ini justru akan memperkeruh keadaan sosial di tengah masyarakat yang bahkan hingga saat ini pun masih terjadi kekisruhan antarwarga di beberapa wilayah yang tidak terima atas pendistribusian bantuan tersebut yang dinilai curang.

Namun demikian, fenomena BLSM ini masih belum bisa dijadikan bahan renungan oleh para elit politik tersebut. Mereka malah menjadikannya sebagai ajang kampanye terselubung dengan dalih ikut membagikan atau memantau jalanya pelaksanaan pembagian bantuan tersebut. Intinya program BLSM ini seakan-akan memeng sengaja dibuat sebagai instrument pemerintah untuk menarik simpati publik, yang sebelumnya telah dilansir di beberapa media kabar. Aksi tunggang-menunggang sebagai bentuk politik kasih saying pun bisa kita saksikan dengan kasat mata. Imbasnya, rakyat hanya dijadikan bahan eksploitasi untuk mendudukan mereka di kursi kekuasaan.

Betapa ironisnya, ditengah himpitan realita sosial, rakyat malah dijadikan ajang adu kekuasaan. Parahnya, sang obyek seakan-akan tidak menyadari fakta yang terjadi. Inilah dampak dari demokrasi. Atas patokan bahwa kekuasaan itu ada di tangan rakyat, maka muncullah segelintir orang yang akan melakukan usaha apapun demi mendapatkan tanganrakyat tersebut untuk mengangkat dirinya sebagai penguasa. Jika memang seperti itu adanya, lantas apa bedanya dengan para kapitalis dimana hanya orang-orang berkantung tebal yang boleh bicara. Hal seperti ini sudah jelas sekali sangat menyengsarakan rakyat. Namun sayangnya sebagian besar rakyat belum mau mengerti akan hal ini hingga mereka belum mau berpaling dan berhenti dieksploitasi.

Hanny Farhana
Pelajar SMA AL Masoem dan Aktivis Dakwah Sekolah

Tolak Gereja Liar, Pemda Klaten Didemo Warga Jogonalan


KLATEN (voa-islam.com) – Rabu (26/6/2013) siang, ratusan massa yang merupakan warga kecamatan Jogonalan kabupaten Klaten beserta gabungan elemen Islam Klaten yang terdiri dari FPI, FUI, MMI, KOKAM Muhammadiyah, JAT, MTA dan FKAM menggelar aksi unjuk rasa di kantor Pemerintah Daerah (Pemda) Klaten, Jawa Tengah.

Demo ini bertujuan untuk menolak pembangunan gereja Griya Samadi di desa Rejoso, kecamatan Jogonalan, kabupaten Klaten. Tempat ibadah (gereja) yang menurut warga berstatus “liar” ini ditolak karena tidak mengantongi ijin dari warga setempat dan pejabat-pejabat terkait yang ada di kecamatan Jogonalan.

Sedangkan, aksi unjuk rasa yang dilakukan di Pemda Klaten lantaran adanya salah satu pejabat Pemda Klaten yang disinyalir mendukung pembangunan gereja “liar” tersebut dan memperkeruh situasi keamanan di kecamatan Jogonalan.

Tidak hanya oknum pejabat Pemda Klaten, Kapolres Klaten AKBP Yohanes Ragil Heru Susetyo Sik, M.Hum juga disinyalir membuat suasana tidak kondusif. Pasalnya, sebagai penegak hukum, harusnya Kapolres Klaten menjadi penengah. Namun kenyataannya Kapolres Klaten justru membela salah satu pihak tertentu, yakni gereja.

Menurut Marno, salah satu peserta aksi demo yang merupakan pengurus Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) Klaten, aksi Rabu siang itu bertujuan untuk mendesak Sunarna, Bupati Klaten agar sesegera mungkin mencopot pejabat yang bersangkutan karena mendukung gereja yang telah melanggar SKB 2 Menteri.

“Kedatangan kami (gabungan elemen Islam Klaten -red) dan para warga Jogonalan untuk menolak pembangunan gereja liar di Jogonalan. Selain itu, kita juga mendesak pak Bupati mencopot dan memberi sanksi kepada pejabat terkait yang memperkeruh suasana,” ujarnya kepada voa-islam.com, Rabu (26/6/2013).

Sementara itu, Pak Ibrahim (nama samaran), salah satu warga Jogonalan yang ikut aksi demo pada Rabu siang itu mengungkapkan jika warga masyarakat desa Rejoso Jogonalan sudah resah dengan adanya gereja liar tersebut.

Pasalnya, pembangunan gereja tersebut tidak mengantongi izin dari warga. Selain itu, awal mula bangunan yang rencananya akan dijadikan tempat ibadah bagi orang Kristen itu telah membohongi warga. Sebab, bangunan tersebut sebelumnya di informasikan bukan untuk tempat ibadah.

“Kami datang kesini untuk menolak pembangunan gereja (Griya Samadi -red) di desa kami. Tempat itu awalnya bukan untuk dijadikan gereja, tapi sekarang perkembangannya kok mau dijadikan gereja,” katanya

Selasa, 25 Juni 2013

DENSUS 88 : PASUKAN ANTI TEROR atau ANTI ISLAM?!


Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup . . .terjemah QS Al Baqoroh 217

SIAPA orang Indonesia sekarang ini yang tidak mengenal Densus 88? Pasukan khusus berlambang burung hantu dengan seragam hitam dan selalu memanggul senapan serbu dalam setiap aksinya. Pasukan yang menyita perhatian publik, karena selalu beraksi bak pahlawan dalam film action pada operasi mereka.

Dalam berita di bulan juni ini, Densus 88 kembali melakukan operasi besar-besaran di Poso terkait Puluhan orang yang masih terduga menjadi target, baik dengan menghilangkan nyawa mereka atau menangkapnya hidup-hidup. Semua media baik cetak maupun elektronik ramai-ramai memberitakan peristiwa ini dan bertindak sebagai hakim, media-media itu memvonis dari tempat kejadian perkara, bahwa para terduga adalah teroris berbahaya, membawa senjata, melawan dan semua tuduhan negatif lain tanpa pengadilan. Saat itu, posisi para ahli hukum sebagai hakim yang bekerja di pengadilan benar-benar sudah di kudeta oleh media-media itu.

Benarkah target Densus 88 adalah orang jahat?

“Dobrak pintu rumah, todongkan senjata, ancam semua orang di rumah, selesaikan misi.” Begitulah cara kerja pasukan berseragam hitam ini. Coba anda berpikir, akal sehat dan adat istiadat mana yang membenarkan orang lain memasuki rumah seseorang tanpa izin pemiliknya bahkan merusak pintunya, kemudian merusak kehormatan keluarganya.

Bisakah anda bayangkan, jika di rumah itu ada muslimah yang belum menutup semua auratnya ketika Densus beraksi. Bukankah itu sebuah penghinaan kepada muslimah? Di negara yang dikenal dunia dengan keramahannya, orang awam pasti tahu, bahwa memasuki rumah orang lain dengan mendobrak pintu dan melanggar privasi keluarganya itu perbuatan tercela. apa yang dilakukan Densus adalah hal manusiawi. Siapa yang lebih berpendidikan?

Fakta-fakta Pelanggaran HAM oleh Densus 88

Pegiat ICAF (Indonesian Crime Analyst Forum) Mustofa B. Nahrawardaya dalam tulisannya bertajuk “Kekejaman Densus Bukan Desas-desus” mengatakan bahwa pemberantasan terorisme ala Densus ini sudah sangat keterlaluan, seperti yang dilakukan oleh Densus dalam simulasi pemberantasan terorisme di Surabaya tahun 2009. Astaghfirullahal Azhiim, simulasi pemberantasan terorisme itu dilakukan di Masjid dan aparat Densus yang melakukan simulasi tidak mencopot sepatu mereka. Jelas ini provokasi yang mengingatkan kita kepada masuknya seorang anggota ABRI (sekarang TNI) tanpa melepas sepatu di sebuah masjid di Tanjung Priok Jakarta yang menyulut meletusnya kasus Priok tahun 1985.

Fakta terbaru terkait penembakan Ahmad Nudin yang terjadi pasca bom di mapolres Poso. Komnas HAM, membeberkan kronologis sebenarnya penembakan Ahmad Nudin yang kontradiktif dengan versi polisi.
Menurut kepolisian, Ahmad Nudin ditembak saat mengendarai sepeda motor karena dia berusaha menembak petugas.

“Saat tersangka naik sepeda motor keluar dari Kayamanya menuju Jl. Irian, anggota berusaha menghentikan namun motor yang dikendarai Ahmad tetap melaju dan menabrak mobil. Pada saat akan ditangkap Ahmad menembak anggota densus,” kata Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar, Senin (10/6/2013).

Menurut Boy Rafli, Densus membalas tembakan tersebut sehingga Ahmad Nudin tewas di tempat. Peristiwa ini terjadi Senin (10/6/2013) pukul 16.00 WITA. Kata Boy, sudah lama polisi memburu Nudin yang menurut polisi, diduga “teroris”. Namun pernyataan dari kepolisian tersebut dibantah oleh Ketua Forum Silaturahmi Umat Islam Poso, KH Adnan Arsal. Menurutnya, polisi telah berbohong dan memutarbalikkan fakta.

“Densus bohong, mereka putarbalikan fakta. Mereka bilang Ahmad menembak, padahal jelas mereka menabrak Ahmad yang baru pulang dari mushalla,” ujar KH. Adnan Arsal kepada Suara Islam Online, Selasa (11/6/2013).

Selain itu, tokoh Muslim Poso ini juga menceritakan kronologi singkat penembakan Ahmad. “Ahmad ditabrak, masih bisa lari, lalu mereka tembaki hingga enam peluru masuk ke tubuh Ahmad. Mereka bilang selongosong itu pelurunya Ahmad. Jelas mereka bohong. Karena itulah anak-anak Poso marah dan kepung Mapolres,” lanjutnya.

Mantan Komisioner HAM Dr. Saharudin Daming yang pernah ditugasi memimpin Tim Investigasi Komnas HAM untuk pelanggaran HAM oleh Densus 88 dalam wawancara eksklusif dengan Tabloid Suara Islam menjawab pertanyaan apakah selama ini Densus telah melakukan pelanggaran HAM berat? Daming menegaskan: Sangat jelas, Densus telah melakukan pelanggaran HAM berat. Ciri cirinya telah diatur dalam Pasal 8 dan 9 UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, yakni genosida dan kejahatan kemanusian. Semua unsur itu dengan sistimatis telah terpenuhi oleh Densus. Densus melakukan hukuman mati tanpa peradilan (extra judicial killing) dan memberlakukan korban dengan cara tidak manusiawi. Jadi kelakuan personil Densus itu jelas memenuhi unsur-unsur pelanggaran HAM berat. Hanya orang bodoh saja yang tidak mengakuinya sebagai pelanggaran HAM berat.

Densus Berpihak pada siapa?!

Pertanyaan berikutnya yang harus dijawab adalah, kenapa selama ini target detasemen khusus ini adalah orang Islam? Sedangkan kepada RMS dan OPM yang jelas-jelas memberikan teror di daerah mereka, pasukan khusus ini diam menutup mata. Apakah karena mereka bukan orang yang beragama Islam?

Delegasi Forum Umat Islam film pernah membawa bukti latihan perang RMS ke pihak Kementerian Pertahanan, tapi tidak ada tindakan apa-apa. Demikian juga gerombolan OPM yang tindakan terorismenya sudah sangat meluas, menelan korban aparat dan rakyat, bahkan terakhir mengancam akan menembak mati Kapolda Irjen Pol Tito Karnavian yang pernah menjadi Komandan Densus 88, tapi tidak ada reaksi apa-apa dari Densus (www.Suara-Islam.com). Maka sebenarnya Densus ini dibuat untuk apa. Pernah Densus memeriksa OPM, lalu ditegur Australia. Jadi Densus ini milik siapa?

Sikap umat Islam terhadap Densus 88

Tuntutan pembubaran Densus merebak dimana-mana dan diserukan berbagai kalangan. Ini terutama setelah kedatangan Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Din Syamsuddin ke Mabes Polri (28/2) dengan membawa video kekejaman Densus kepada 18 umat Islam di Poso. Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam rilisnya (Sabtu 2/3) juga menyarankan agar Densus 88 dibubarkan dan personilnya yang terlibat penyiksaan diadili sebagai pelaku tindak pidana penyiksaan. Maka sudah saatnya umat Islam yang mayoritas ini merespon tegas terhadap pembunuhan dan penangkapan yang selama ini dilakukan oleh Densus 88. Bukanlah menjadi rahasia lagi bahwa aksi Densus 88 dalam pemberantasan teror hanya kedok dan tipudaya dibalik aksi yang sesungguhnya yakni perang terhadap Islam. Jadi wajar kalau rakyat Indonesia tidak perlu Densus, masyarakat malah terteror dengan adanya Densus. Wallohu ‘alam bish showab. Dawlam

Selasa, 18 Juni 2013

WAJIB MILITER, ADAKAH DALAM ISLAM?



Gonjang-Ganjing Wajib Militer


Wajib militer! Kata ini tentu membuat kebanyakan warga sipil di mana pun mengerut. Wajib militer artinya semua orang dalam suatu negara harus “mengenyam” latihan ala tentara. Departemen Pertahanan terus mempersiapkan RUU Wajib Militer. Mulai tahun 2008, Anda yang berusia berusia 18-45 tahun akan dikenakan wajib militer, demikian kutip islampos.com

Dilansir dari republika.co.id, pada awal juni lalu DPR RI sedang menggodok Rancangan Undang Undang Komponen Cadangan (Komcad) yang di dalamnya berisi peraturan soal wajib militer. Bagian RUU Komcad yang bicara soal wajib militer antara lain Pasal 6 ayat 3 dan Pasal 8 ayat 3 yang berbunyi, 'Komponen Cadangan disusun dalam bentuk satuan tempur yang disesuaikan dengan struktur organisasi angkatan sesuai masing-masing matra.'

Adapun Pasal 8 ayat 3 berbunyi, 'Pegawai negeri sipil, pekerja, dan atau buruh yang telah memenuhi persyaratan wajib menjadi anggota komponen cadangan.’

Beragam komentar muncul terkait RUU komcad ini. Mereka yang setuju berdalih dapat memberi kebanggaan kepada masyarakat berbuat nyata untuk Negara dan meningkatkan nasionalisme bangsa yang [Alhamdulillah] sekarang merosot. Sebagian lagi menganggap wajib militer bagi WNI sipil diperlukan karena TNI belum mampu melaksanakan fungsi pertahanan secara menyeluruh. Di pihak lain, Rektor Universitas Paramadina [kampus Pencetak Tokoh Liberal], Anis Baswedan, justru menilai Indonesia masih belum cukup siap untuk melakukan wajib militer.

Berebut Dominasi

Saudaraku seiman yang dirahmati Allah, Islam dengan syariatnya yang mulia tidak mengenal dikotomi antara Militer dan Sipil dalam berpartisipasi dengan amal sholehnya dalam Negara yang menerapkan hukum Islam secara kaffah.

Dalam pemerintahan militer, kelompok militerlah yang berkuasa, sehingga tidak jarang bersikap keras dan otoriter kepada rakyat. Militer dengan kekuatan senjatanya seharusnya tidak berperan untuk menguasai dan sewenang-wenang terhadap warga sipil. Sebaliknya

dalam pemerintahan sipil dengan dominasi sistem demokrasinya, militer biasanya ‘dimanfaatkan’ sebagai simbol kediktatorannya. Pemerintahan sipil sebaiknya tidak menjadikan dan ‘memperalat’ militer dalam mengamankan kebijakan dan kekuasaannya

Bagaimana Islam mengaturnya?

Semua rakyat bisa menjadi militer (pasukan cadangan) apabila dibutuhkan. Meskipun, tetap harus ada militer reguler, yang digaji rutin dalam institusi negara. Islam memandang keduanya adalah mukallaf (manusia yang dibebani hukum) berdasarkan fungsinya yang berdasarkan kepada penerapan hukum Islam, bukan asal siapa yang berkuasa. Dengan sistem beginilah konflik berebut kekuasaan yang terjadi antara sipil dan militer dapat dihindari.

Dalam tinjauan syariat Islam, pembagian fungsi semata-mata berdasarkan hukum Allah SWT. Militer menjalankan tugasnya menjaga ketertiban, stabilitas pertahanan dan keamanan, semata-mata karena menjalankan perintah Allah SWT dan mengharapkan ridho-Nya. Demikian pula rakyat sipil, menjalankan fungsi menilai dan memperbaiki kinerja penguasa, juga karena didasarkan perintah Allah dan mengharapkan ridho-Nya.

Sipil dan militer sama-sama dibebani hukum Islam, termasuk jihad. Kewajiban Jihad [perang] adalah kewajiban seluruh kaum Muslim, tanpa melihat apakah mereka itu sipil ataupun militer.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

Berangkatlah [berperang] kalian, baik dalam keadaan (merasa) ringan ataupun (merasa) berat, serta berjihadlah dengan harta dan diri kalian di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS at-Taubah [9]: 41)

Kata infirû berbentuk umum; ditujukan atas seluruh kaum Muslim, tanpa melihat lagi istilah sipil-militer. Maksudnya ; Berangkatlah kalian, wahai kaum Muslim, ke Medan Perang. Karena itu, Islam tidak mengenal
pengistimewaan militer atas sipil atau sebaliknya, dominasi sipil atas militer. Keduanya adalah sama; sebagai mukallaf yang terbebani seluruh hukum Islam. Mereka memiliki hak-hak dan kewajiban untuk berdakwah, amar makruf nahi mungkar, berpartisipasi dalam jamaah kaum muslimin, berjihad, dan beragam amal sholeh lainnya.

Dengan kesamaan peran dan kedudukan militer dan sipil dalam Islam maka tidak perlu konsep peleburan militer dengan rakyat sipil dan semacamnya, karena memang faktanya rakyat sipil adalah orang yang juga dikenai kewajiban untuk memiliki keterampilan perang (melalui wajib militer) sebagai seorang prajurit yang siap sedia diterjunkan di medan perang. Dalam hubungan itu, Islam menurunkan syariat i’dad sebagai kewajiban militer muslim, yang disyari’atkan oleh Allah Ta’ala di dalam surat Al-Anfal ayat 60 : “Wahai kaum mukmin, bersiap dirilah kalian untuk menghadapi kaum kafir dengan segenap kemampuan kalian dan dengan pasukan berkuda, untuk menimbulkan ketakutan pada musuh-musuh Allah, musuh-musuh kalian dan orang diluar mereka.

Pada masa Rasulullah SAW, mobilisasi umum dilakukan manakala kaum Muslim diseru berperang. Saat itu, para sahabat Rasulullah turut melibatkan diri dalam pelatihan dan peperangan tersebut. Setelah perang usai, mereka pun kembali beraktivitas sebagaimana masyarakat biasa; ada yang menjadi petani, pedagang, dan lain-lain. Inilah bukti sejak 15 abad lalu dalam Islam sudah menerapkan konsep peperangan semesta. Dalam konteks Indonesia, seandainya Indonesia hari ini diserbu oleh Pasukan Salib NATO di Asia Pasifik, Australia, siapa yang nomer 1 menghadapi sang agresor tersebut? Jawabnya, tentu muslim Indonesia [insya’Alloh]. Muslim yang hari ini ternyata dimusuhi diintimidasi, dipenjara, bahkan dibunuh, itulah yang nomer satu menghadapi pasukan koalisi salib ini.

Tengok pula sejarah yang merekam bahwa kaum santri menutup sementara kitab kuning yang mereka kaji, untuk seruan jihad yang dikumandangkan melawan dan mengusir penjajah. Dengan ideologi mulia jihad fi sabilillah dan semangat mempertahankan darah dan harta, meski senjata apa adanya, kaum sarungan ini maju ke medan tempur. Muslim yang mayoritas di negeri ini, punya tanggung jawab spiritual dan praktikal untuk itu. Karena itu Bung Tomo ketika itu menyemangati pasukannya dengan pekik takbir ALLAHU AKBAR, bukan ucapan yang lain. Siapa yang memungkiri hal ini?

Pakar Konstitusi dari Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, Dr. Aidul Fitri Ciada Azhari, SH. M.H menjelaskan bahwa kata jihad merupakan bagian terpenting dan menjadi ruh perjuangan para pejuang sipil maupun bersenjata dalam melawan penjajahan. Bahkan pada 16 Juli 1945 Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) pada waktu itu, membuat risalah pembelaan negara. Yang menarik di dalam risalah itu, digunakan kata Jihad. Secara jelas para pendiri negara mengaitkan makna jihad dengan pertahanan dan pembelaan negara dalam menghadapi kolonialisme saat itu.

Namun, Dr. Aidul menyayangkan keanehen para pejabat dan penguasa sekarang ini yang seakan-akan memusuhi istilah syar’i jihad. Menurutnya, makna jihad yang berarti mempejuangkan kemerdekaan dan agama mengalami pergeseran sejalan munculnya konsep pertahanan berwatak kebangsaan yang sekuler jauh dari nilai Islam.

Demikianlah betapa aturan Islam melengkapi dan menyempurnakan konsep wajib militer sebagai bentuk aktivitas keduniawian yang mempunyai bonus besar di sisi Alloh ta’ala. Seorang mukmin harus memahami bahwa kewajiban militer yang pantas kita yakini dan amalkan adalah dalam rangka berjuang membela kehormatan kaum muslimin serta meninggikan kalimatulloh di muka bumi melalui syari’at I’dad dan jihad fie sabilillah. Wallohu ‘alam. dawlam

Selasa, 11 Juni 2013

Mengerikan, Dampak Minum Miras Untuk Tubuh

Dampak Minuman Keras Bagi Kesehatan
MINUMAN keras adalah minuman yang mengandung etanol atau juga yang sering disebut sebagai minuman alkohol, Akibat minuman keras ini dapat menyerang tingkat kesadaran orang yang mengkonsuminya akibatnya orang yang mengkonsusi akan mengalami mabuk.
Sebenarnya masyarakat kita sudah banyak yang tahu tentang bahaya dari akibat minuman keras atau minuman beralkohol ini. Salah satunya adalah menimbulkan kecanduan yang luar biasa, karena minuman keras atau minuman beralkohol ini mengandung zat aditif, yaituzat yang jika masuk ke tubuh manusia walaupun dengan jumlah sedikit akan menimbulkan efek kecanduan yang luar biasa.
Dan juga masyarakat juga telah mengerti bahwa sebenarnya minuman keras ini dapat merusak syaraf secara perlahan. Berikut akibat minuman keras minuman beralkohol :
Merusak Syaraf, seperti yang disebutkan di atas bahwa minuman keras atau minuman beralkohol mengandung zat aditif yang jika dikonsumsi walaupun sedikit kan mengakibatkan kecanduan yang luar biasa. Dan bila dikonsumsi secra terus-menerus akan menimbulkan kerusakan syaraf otak yang menyebabkan manusia yang mengkonsumsinya mudah hilang akalnya, keseimbangannya dan indra peraba-nya akan semakin berkurang kepekaannya.
Penyakit Jantung, Akibat dalamjangka dekatnya dapat dirasakan dengan meningkatnya detak jantung, dan juga keadaan jantung juga akan melemah sehingga tidak dapat bekerja dengan optimal. Sebenarnya ini terjadi karena minuman keras atau minuman beralkohol dapat merusak sel-sel tubuh dan juga termasuk sel-sel jantung, akibatnya kinerja jantung akan tidak optimal.
Meningkatnya kemiskinan, Jika seseoarng sudah ketagihan yang namanya minuman keras atau minuman beralkohol maka segala cara untuk mendapatkannya akan ditempuh, termasuk pengahsilan yang seharusnya untuk mencukupi kebutuhan hidup akan digunakan untuk memenuhi kecanduanya akan minuman keras tersebut. akibatnya kemiskian akan mudah menghampiri.
Gairah seksual menurun,  Bagi yang sudah mempunyai istri hal ini sangat membahayakan sekali karena bila terlalu sering mengkonsumsi minuman keras atau minuman beralkohol dapat menyebabkan gairah seks menurun dan selanjutnya kan menimbulakn impoten.
Turunnya tingkat kesadaran, Sudah banyak bukti bahwa orang yang mengkonsumsi minuman beralkohol atau minuman keras tingakt sosialnya berkurang, jadi pendiam, Emosinya meningkat dan menjadikan dia mudah tersinggung dan juga tingkat konsenrasinya menurun.
Metabolisme Tubuh Terganggu, Bahaya dari akibat minuman keras adalah merusak fungsi hati, karena hati fungsinya untuk menetralisir racun yang masuk dalam tubuh maka jika hati sampai rusak akan dapat menggangu metabolisme tubuh.
Gangguan terhadap Janin, Bagi ibu yang sedang hamil jika mengonsumsi minuman keras atau minuman beralkohol akibatnya sangat fatal sekali, karen anutrisi untuk janin bayinya kan terganngu, sehingga bayinya kelak dilahirkan dalam keadaan kurang sempurna, karena bagaimanapun kesehatan janin adalah dari pola makan dan tingkah laku dari sang ibu.
Islam telah mengharamkan, zina, riba, babi, dan minuman keras karena terdapat bahaya dan kerusakan di dalamnya. Allah telah mengharamkan Khamar, minuman keras dan sejenisnya, berikut dalil yang mengharamkan minuman keras : “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfa`at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa`atnya… ” [Al-Qur'an 2:219].

Senin, 10 Juni 2013

AJANG MAKSIAT BERTAJUK "MISS WORLD"



Sebagai seorang wanita tentu sangat identik dengan kecantikan. Namun banyak yang salah dalam memaknainya, mendeskripsikan kecantikan dengan pamer tubuh dan berlenggak lenggok diatas panggung. Semua memamerkan tubuhnya hanya untuk mendapatkan suatu gelar “kehormatan”. Tentu tidak asing di telinga kita ajang bergengsi seperti Miss World. Miss Universe, ataupun produk lokal Putri Indonesia, termasuk Pemilihan Gadis Sampul, Abang dan None serta Gus dan Ning.

Indonesia, Negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak, disanalah ajang Miss World rencana akan diadakan. Kita sebagai orang yang mengaku muslim, apakah yang harus kita lakukan? mendukung acara tersebut agar Negara kita terkenal, ataukah menolaknya karena tidak sesuai dengan nilai Agama dan nilai Kultural bangsa ini. Perlulah kita menilik sedikit tentang sejarah dari Miss World.

Sejarah Miss World

Pada sekitar tahun 1951 di Inggris, Eric Morley menggelar kontes kecantikan internasional untuk pertama kali. Kontes ini berawal dari festival lomba yang bernama Festival Bikini Contest, kemudian berganti nama menjadi Miss World. Jadi, Miss World adalah kontes kecantikan termasyhur yang tertua di dunia. Namun beberapa tahun kemudian Eric Morley meninggal sehingga pagelaran tersebut diteruskan istrinya hingga muncul konsep 3B yakni Brain (kecerdasan), Beauty (kecantikan), dan Behavior (Kepribadian). Konsep 3B ini sebenarnya manipulasi untuk memoles kontes kecantikan agar diterima banyak kalangan, karena saat itu masih banyak pihak menolak kontes tersebut, bahkan hingga sekarang. Penyebabnya tentu saja karena kontes kecantikan dinilai hanya mengekploitasi perempuan.

Putri Indonesia setali tiga uang dengan Miss World

Pada tahun 1992 Indonesia dengan jumlah muslim terbanyak ikut menyelenggerakan kontes kecantikan nasional. Jika Miss World disponsori oleh sebuah pabrik bikini, maka Puteri Indonsia disponsori oleh pabrik kosmetik. Namun sejak tahun 1997 kontes Puteri Indonesia dilarang Presiden Soeharto karena disalahgunakan penyelenggara. Suasana berubah justru ketika tahun 2000, dalam pemerintahan Gus Dur, kontes Puteri Indonesia kembali diizinkan, namun pemenangnya tidak dikirim ke kontes Miss Universe atau Miss World. Kebijakan ini tetap dipertahankan sewaktu Megawati memimpin negara ini. Sungguh patut disayangkan, setelah SBY berkuasa di Istana Negara, pemenang kontes Puteri Indonesia tidak dilarang, bahkan cenderung didukung untuk mengikuti kontes pamer aurat sejagad.

Mengapa Harus Menolak Miss World?Sebenarnya tidak hanya Miss World yang patut ditolak namun juga acara yang sejenisnya, yang mengeksploitasi perempuan untuk mendapatkan keuntungan duniawi. Berikut ini adalah alasan mengapa kita (baca:muslim) wajib menolak ajang kemaksiatan itu:

1. Perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk Menutup Aurat dan Menahan Pandangan

“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang Mukmin: ‘Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al Ahzab: 59)
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya.’” (QS An Nur: 30-31)
2. Tasyabbuh (Meniru) pada Orang Kafir

Dari Abu Sa’id Al Khudri, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, “Kalian pasti akan mengikuti langkah-langkah orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal atau sehasta demi sehasta, sampai walaupun mereka masuk ke dalam lubang biawak, kalian pun memasukinya.” Para shahabat bertanya: “Apakah yang dimaksud adalah Yahudi dan Nashara?” Beliau menjawab: “Siapa lagi (kalau bukan mereka)?” (Muttafaqun ‘Alaihi)3. Simbol Penjajahan atas Budaya Indonesia dan Agama Islam

Dalam The Protocols of The Learned Elders of Zion pasal 13-14, yang dianggap data otentik rencana kaum Yahudi Zionis membentuk Tata Dunia Baru disebutkan, “Kita dirikan sebanyak mungkin tempat pembangkit maksiat. Kita juga perbanyak reklame di koran atau majalah, guna menyeru mereka agar masuk dalam arena kontes Ratu Kecantikan, atau berkedok kesenian dan olahraga. Hiburan semacam itu akan banyak melalaikan mereka dari mengurusi permasalahan kita, yang mungkin akan membuat pertentangan antara kita dan mereka. Apabila dunia telah dikuasai, maka tidak dibenarkan agama-agama selain Yahudi untuk berkembang. Karena kitalah bangsa termulia dan agama Yahudi adalah agama pilihan Allah.”

Kontes kecantikan merupakan salah satu bentuk Westernisasi. Kita masih ingat seorang Puteri Indonesia 2009 asal Aceh yang pernah menyatakan minta izin untuk tidak pakai jilbab kepada ulama Aceh. Naudzubillah.

4. Menjadikan Perempuan sebagai Komoditas EkonomiDalam pandangan Barat, mereka memandang perempuan dengan pandangan terbuka. Hingga terbuka segala-galanya, pakaiannya, dan auratnya dilihat sebagai simbol keindahan. Padahal inilah simbol kebinatangan. Ideologi kapitalisme telah menjerat perempuan sebagai mahkluk cantik yang dipertontonkan, padahal sungguh (secara tidak sadar) itu adalah simbol penghinaan. Kontes kecantikan menjadikan perempuan dan tubuhnya sebagai barang dagangan di atas panggung, catwalk, majalah, koran, dan televisi. Kecantikan dan tubuh perempuan peserta kontes dijadikan alat promosi industri rating media, industri alat komestik, dan industri fashion.

Dengan ISLAM, ALLAH Memuliakan Wanita

Di muka bumi ini tidak ada agama yang sangat memperhatikan dan mengangkat martabat kaum wanita selain Islam. Di antara penghargaan Islam kepada wanita adalah bahwasanya Islam memerintahkan kepadanya hal-hal yang dapat memelihara, menjaga kehormatannya dan melindunginya dari lisan-lisan murahan, pandangan mata pengkhianat dan tangan-tangan jahat. Maka dari itu, Islam memerintahkan kepadanya berhijab dan menutup aurat, menghindari perbuatan tabarruj (berhias diri untuk umum), menjauh dari perbauran dengan laki-laki yang bukan mahramnya dan dari setiap hal yang dapat menyeret kepada fitnah.

Hadirnya berbagai kontes wanita ini tidak lepas dari peradaban Barat yang menjadikan peran wanita hanya dipandang sebagai pemuas nafsu seksual belaka. Kondisi ini tidak akan terjadi manakala Aturan Islam diterapkan secara kaffah dalam wadah Khilafah Islamiyah. Keberadaan khilafah inilah yang harus diperjuangkan dengan istiqomah karena akan menjadi tameng bagi kaum wanita dan kaum Muslim umumnya dari perusakan dan serangan musuh Islam.

"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu semuanya kedalam Islam secara kaffah, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya dia itu musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah 2:208). zumh

Minggu, 09 Juni 2013

PANCASILA HARGANYA SUDAH MATI



Sesudah meninggalnya Ketua MPR Taufiq Kiemas,siapa yang akan melanjutkan cita-cita menegakkan ideologi Panasila? Suami Megawati ini seperti menjadi "milestone" (tonggak) bagi penegakkan ideologi Pancasila di Indonesia.

Meninggalnya Taufiq Kiemas membuat Indonesia kehilangan sosok yang sangat kuat "obsesinya"menjadikan Pancasila sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara. Taufiq tak pernah lelah, selalu mengemukakan pandangannya tentang pentingnya"empat pilar" negara yaitu, Pancasila,UUD '445, Kebinekhaan, dan NKRI.

Tetapi, sejatinya sepanjang sejarah, sejak Pancasila lahir 1 Juni 1945, Pancasila yang akhirnya menjadi ideologi negara, kenyataannya tak pernah ada yang mempraktekan dengan sungguh-sungguh dan ikhlas. Justru mereka yang selalu berbicara tentang perlunya penegakkan ideologi Pancasila, mereka lah yang mengkhianati Pancasila.

Soekarno yang menjadi "founding fathers"Pancasila,menyimpangkan Pancasila. Soekarno lebih condong kepada sosialisme atau komunisme. Paham yang diajarkan oleh Soekarno tentang Marhaeinisme (Kerakyatan), hakikatnya adalah paham sosialisme dan komunisme.

Dalam praktek politiknya Soekarno terus bergeser, dan semakin mendekat kepada PKI. Soekarno lah yang merumuskan doktrin Pancasila menjadi ekasila yaitu"Gotong Royong". Ujung dari politik Soekarno itu, Indonesia berkiblat ke negara raksasa komunis Soviet dan RRT (China).

Kemudian, ujung dari politik Soekarno yang sudah mengkhianati Pancasila itu, kemudian terjadinya pemberontakan PKI, di tahun l965, karena Soekarno memberikan keleluasaan kepada PKI di Indonesia menguasai infrastruktur negara, termasuk jaringan militer, dan PKI berani melakukan makar. Semua itu tidak dapat dipisahkan andil dari Soekarno.

Bagi kaum Muslim di Indonesia tindakan Soekarno yang patut di ingat, yaitu mengelurakan dekrit yang mengembalikan UUD'45 dan Pancasila sebagai dasar negara, dan membubarkan Partai Masyumi, yang berjuang keras di konstituante (parlemen) menjadikan Islam sebagai dasar negara. Sesudah membubarkan Masyumi, Soekarno memenjarakan tokoh-tokoh Masyumi.

Pemimpin Partai Masyumi, Mohamad Natsir yang menyampaikan pidatonya di konstituante dengan sangat gamblang, ketika membela Islam sebagai dasar negara, mengatakan, bahwa Pancasila itu, tak lain ideologi "la diniyah" (ideologi sekuler).

Jadi Islam dan Pancasila itu, sebuah paradok, yang tak mungkin dapat bersatu. Islam diciptakan oleh Allah Rabbul Alamin,sedangkan Pancasila sebagai doktrin dan ideologi diciptakan oleh manusia.

Di era Soeharto tak berbeda dengan Soekarno. Soeharto yang ingin menjadikan Pancasila sebagai "way of life", sejatinya tak pernah mempraktekkan Pancasila dalam segala aspek kehidupan. Pancasila hanya digunakan alat menghantam dan menghancurkan lawan-lawan politik Soeharto. Terutama umat Islam.

Selama pemerintahan Soeharto fihak yang paling menjadi korban kekejaman Soeharto adalah umat Islam. Umat Islam dan Islam menjadi sasaran yang tanpa henti di masa pemerintahan Soeharto. Soeharto menggunakan operator tokoh-tokoh militer dari Kristen dan Katolik menghancurkan Umat Islam dan Islam. Seperti Jenderal Maraden Panggabean, Jenderal Benny Murdani, dan Laksamana Soedomo.

Dengan menggunakan alat Kopkamtib (KomandoOperasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban), umat Islam selalu dipojokkan diberikan stigma oleh Soeharto sebagai kelompok yang melakukan makar, termasuk lahirnya gerakan Komando Jihad (Komji).

Di era Soeharto Pancasila hanyalah kedok, dan praktek politik, ekonomi, dan keamanan, Seoharto sejatinya hanyalah "pio" bagi Barat di Indonesia. Soeharto hanyalah alat bagi kepentingan Barat di Indonesia. Soeharto bukanlah seorang nasionalis tulen, tetapi hanya kaki tangan Barat yang sedang menancapkan kukunya di Indoensia.

Semua terbukti bagaimana Indonesia dalam menjalankan kebijakan ekonomi, lebih cenderung kepada sistem kapitalis. Indonesia masuk perangkap IMF, dan berakhir dengan bencana dan meninggalkan utang luar negeri yang mendapai $ 150 miliar dolar. Kemudian, pemerintahan Soeharto berakhir dengan bencana dan kehancuran.

Di era SBY yang menjalankan roda pemerintahannya, masuk lebih jauh lagi, terutama kepentingan kapitalis dalam segala aspek kehidupan. Tak yang bersisa. Semua sudah benar-benar masuk dalam jebakan sistem kufur demokrasi liberal yang sangat menghancurkan.

Ekonomi, politik, budaya, dan sosial, serta agama, semuanya sudah masuk dalam perangkap jebakan demokrasi liberal. Kehidupan rakyat, terutma dalam aspek agama (Islam) luluh lantak, akibat dampak sistem dajjal demokrasi liberal itu.

Jadi tidak ada satupun di Indonesia yang benar-benar mempraktekkan Pancasila. Pancasila hanyalah alat yang digunakan mengebiri dan menghancurkan Islam dan Umat Islam oleh kalangan sekuler dan nasionalis. Sampai hari ini. Mereka yang selalu berteriak ingin menegakkan ideologi Pancasila, tak sekumpulan gerakan yang bertujuan ingin menghancurkan Islam di Indonesia.

Maka, ditengah banyak kritikan soal konsep Empat Pilar Kebangsaan, Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra justru sama sekali tidak mempersoalkan konsep yang pernah digagas oleh Ketua MPR, almarhum Taufiq Kiemas.

"Itu bukan suatu teori. Itu suatu pemahaman, bagaimana seorang pemimpin berusaha meyakinkan untuk bangsanya, rakyatnya, bahwa ada prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh untuk menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara dan di masa depan," papar Yusril, Minggu (9/6/2013) malam.

Menurutnya, konsep yang dimaksud oleh almarhum Taufiq Kiemas, bukan merupakan istilah dalam teori akademik Ilmu Hukum Tata Negara, melainkan suatu pemahaman politik belaka, yang bertujuan untuk mengingat dasar dan pedoman yang dijadikan acuan bagi masyarakat.

"Hal semacam itu, sebenarnya sudah sering terjadi sepanjang sejarah. Pada masa lalu, misalnya ada, UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Kerakyatan, Kepribadian Indonesia, (Manipol Usdek). Zaman Pak Harto juga Pancasila dan UUD 45," beber Yusril.

Jadi tidak yang sungguh-sungguh menegakkan Pancasila. Siapapun mereka. Mereka yang ingin menegakkan Pancasila itu, tak lain, mereka yang sangat menolak dan paranoid terhadap Islam di Indonesia. Mereka ingin menghapus, mengeleminir, dan melemahkan Islam dan umat Islam dari bumi Indonesia. (VOA-ISLAM) Wallahu'alam.

18 Tanda Husnul Khotimah



Sungguh merupakan kebahagiaan seorang muslim jika ia meninggal dunia dalam keadaan husnul khotimah ( akhir hayat yang baik ). Dan hal ini yang selalu didambakan oleh seorang muslim, baik yang taat maupun yang tidak taat sekalipun. Karena kesemuanya menginginkan nikmat yang tiada tara, yaitu Surga.

Penyebutan angka 18 bukanlah berarti sebagai pembatasan, karena kriteria dan tanda-tanda husnul khotimah itu lebih dari 18 tanda. Sebagaimana yang dikatakan al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani, “Dan telah terkumpul pada kami dari jalan-jalan yang baik lebih dari 20 kriteria (husnul khotimah, khususnya mati syahid,).”

Sesungguhnya Pembuat Syari’at Yang Maha Bijaksana telah memberikan tanda-tanda yang jelas sekaligus menunjukan kepada husnul khotimah ( akhir kehidupan yang baik ) mudah-mudahan Alloh menetapkannya bagi kita dengan karunia-Nya, maka siapa saja yang meninggal dengan salah dari satu tanda-tanda tersebut, maka baginyalah berita yang menggembirakan. Di antara tanda-tanda yang menggembirakan itu adalah sebagai berikut :
1. Mengucapkan Syahadat Ketika Hendak Meninggal.
2. Meninggal Dengan Mengeluarkan Keringat di Dahi.
3. Meninggal Dunia Malam Jum’at atau Pada Siang Harinya.
4. Syahid Di Medan Perang.
5. Meninggal Dunia Dalam Keadaan Perang Di Jalan Alloh.
6. Meninggal Dunia Karena Penyakit Tho’un.
7. Meninggal Karena Penyakit Perut.
8. Meninggal Karena Tenggelam
9. Meninggal Karena Tertimpa Reruntuhan
10. Wanita Yang Meninggal Ketika Mengalami Masa NIfasnya Disebabkan (Melahirkan)
11. Meninggal Karena Terbakar.
12. Meninggal Karena Tumor di Rusuk.
13. Meninggal Dunia Karena Penyakit TBC.
14. Meninggal Dunia Karena Mempertahankan Harta yang hendak Dirampas.
15. Meninggal Dunia Dalam Mempertahankan Agama.
16. Meninggal Dunia Dalam Mempertahankan Jiwa.
17. Meninggal Karena Berperang di Jalan Alloh.
18. Meninggal Dalam Beramal Sholih.

Sumber : Syaikh Nasirudin Al-Albani, "18 Tanda Hunul Khotimah" Pustaka Ulil Aba

Selasa, 04 Juni 2013

MEWASPADAI KEMUNAFIKAN



Kemunafikan merupakan penyakit yang merusak iman. Posisinya tersembunyi sehingga tak ada yang mengetahui kecuali Allah Ta'ala. Karena sifat orang munafik yang suka menampakkan yang baik di hadapan manusia, namun menyembunyikan yang buruk dalam dirinya.

Ibnu Juraij Rahimahullah berkata:
المنافق يخالف قوله فعله وسره علانيته ومدخله مخرجه ومشهده مغيبه
"Seorang munafik adalah orang yang berlawanan perkataan dengan perbuatannya, apa yang dirahasiakannya dengan apa yang nampak padanya, apa yang di dalam (hati)-nya dengan yang di luarnya, dan yang diperaksikannya dengan yang disembunyikannya."

Kenifakan terbagi menjadi dua: Pertama, I'tiqadi yang bisa mengekalkan pelakunya di neraka, jika mati di atasnya dan tidak bertaubat darinya. Kedua, amali yang termasuk dosa besar. Dan kenifakan amal jika terus dipelihara maka akan menjalar pada nifak i'tiqad. Al-Hafidz Ibnul Hajar berkata:

فَمَنْ أَصَرَّ عَلَى نِفَاق الْمَعْصِيَة خُشِيَ عَلَيْهِ أَنْ يُفْضِي بِهِ إِلَى نِفَاق الْكُفْر
"Siapa yang terus menerus mengerjakan nifak maksiat maka ditakutkan ia akan terjerumus kepada nifak kufur." (Fath al-Baari: 1/138)

Abu Hanifah berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengetahui siapa-siapa yang termasuk orang munafik lalu beliau membetahukannya kepada Huzaifah bin Al-Yaman Radhiyallahu 'Anhu. Umar bin Khathab pernah diundang untuk menyalatkan jenazah, beliau keluar dan hendak menyalatkannya. Kemudian Huzaifah memberitahukannya, "Duduklah wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya dia itu termasuk dari mereka (kaum munafikin)." Kemudian Umar berkata kepadanya, "Semoga Allah memuliakanmu, Aku bagian daripada mereka?" Hudzaifah menjawab, "Tidak, dan aku tidak akan memberitahukan kepada seseorang sesudahmu." (Kisah ini disebutkan oleh al-Haitsami dalam Majma' al-Zawaid. Beliau berkata: Rijalnya terpercaya)

Ibnu Abi Mulaikah berkata: Aku telah dapati 30 sahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, semuanya takut terhadap kenifakan atas dirinya. tak seorangpun dari mereka berkata bahwa dirinya berada di atas imannya Jibril dan Mikail."

Hal ini karena mereka menyadari, dalam amal mereka –bisa jadi- rusak karena adanya niatan yang tidak ikhlash. Namun perlu dicatat, kekhawatiran mereka ini bukan berarti mereka terjemurus ke dalam perbuatan buruk ini. Sekali lagi, tidak. Tetapi merupakan bukti tingginya sifat wara' dan takwa mereka. Ada pula yang berpendapat, karena usia mereka yang panjang sehingga melihat realita yang berubah, di mana banyak terjadi penyimpanganyg belum ada pada zaman sebelumnya sementara mereka tidak mampu mengingkari dengan sempurna. Mereka takut termasuk orang yang pro kepada perubahan buruk tersebut karena sikap diam yang mereka ambil.

Al-Hasan al-Bashri berkata: Tidaklah takut terhadap kenifakan kecuali seorang mukmin dan tidaklah merasa aman darinya kecuali ia seorang munafik. (HR. Al-Bukhari dalam Kitab al-Iman)

Dalam perkataan beliau yang lain: Siapa yang tidak takut nifak maka ia seorang munafik. Ia menuturkan pula, Tidak ada seorang mukmin yang telah tiada atau yang masih hidup kecuali ia takut terhadap kemunafikan; dan tidaklah ada seorang munafik yang telah tiada atau masih hidup kecuali ia merasa aman dari  kemunafikan.

Kaum mukminin adalah orang yang senantiasa takut terhadap diri mereka terperosok kepada kenifakan, walau nifak amali. Karena ia bisa menjadi pintu masuk kepada nifak I'tiqadi. Di antara orang shalih yang demikian itu adalah Umar Radhiyallahu 'Anhu, padahal beliau termasuk dari sepuluh orang yang mendapat jaminan surga. Apalagi kita yang hidup di zaman penuh fitnah dan kemaksiatan, sepantasnya kita lebih takut tertimpa penyakit nifak dan terperosok kepada kemunafikan. Wallahu Ta'ala a'lam. [voa-islam.com]

Bom 'Bunuh Diri', Dosakah?



Hari Senin ini kita dihebohkan dengan kejadian bom yang mengguncang kota Poso. Dimana kejadian itu terjadi di Mapolres Poso (detik.com 03/06/13). Kejadian ini sontak mengingatkan kita dengan berbagai kasus bom di Indonesia beberapa waktu lalu. Pada beberapa kasus tersebut kebanyakan bermotif “jihad“ yang menurut kalangan kepolisian diidentifikasikan sebagai kasus terrorisme. 

Saudara-saudaraku seiman dan seagama, insya Allah kita mengetahui kejadian bom bunuh diri di mana si pelaku membawa bahan peledak di tubuhnya kemudian ia masuk ke dalam kumpulan orang-orang banyak. Tanpa diduga, ia meledakkan dirinya dengan maksud membunuh orang-orang di sekitarnya. 

Saudaraku sekalian, sistematika bom syahid ini yaitu seorang muslim menyusup ke tengah barisan musuhnya lalu ia meledakkan dirinya dari dalam. Ia menyadari bahwa dirinya akan (dan sudah pasti) terbunuh oleh ledakkan itu. Namun ia melakukannya dalam rangka menghancurkan musuh-musuh Islam dan bukan berniat ingin mengakhiri hidupnya dari kesulitan dunia

Bunuh dirikah ia?

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang aksi bom syahid ini, marilah kita terlebih dahulu membahas tentang bunuh diri.

Syaikh Al Albani (rhm) berkata:”…bunuh diri adalah dimana seorang muslim membunuh dirinya untuk menyelamatkan diri dari kesusahan hidupnya…” 
Rekaman  audio:http://www.fatwaonline.com/audio/other/oth010/0040828_2.rm


”Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh Allah Maha Penyayang kepadamu.” (Terj QS An Nisaa 29)


”Pada zaman sebelum kalian ada seseorang yang terluka, lalu ia mengambil sebilah pisau, dengan pisau itu ia memotong tangannya sendiri sehingga darahnya terus mengalir hingga ia mati. Allah berkata: Hambaku telah mendahului Aku (dengan membunuh dirinya), diharamkan surga untuknya” (HR Bukhari-Muslim)

Dari ayat Al Quran dan hadist di atas, kita bisa memahami bahwa bunuh diri adalah tindakan dosa besar 
yang menyebabkan pelakunya masuk neraka paling bawah (jahanam) dan disiksa selama-lamanya.

Sekarang kita membahas tentang bom syahid (amaliyah istisyhadiyah) atau yang mana orang-orang awam menyebutnya sebagai “bom bunuh diri”. Seorang penanya bertanya kepada Syaikh Abu Muhammad Al Maqdisi (rhm) mengenai fatwa mufti Saudi Arabia yang menganggap bahwa aksi bom syahid seperti yang dilakukan oleh mujahidin di Palestina adalah bunuh diri dan bukan termasuk jihad fii sabilillah.


Syaikh pun menjawab: “Telah sampai suratmu kepada saya, semoga Allah menyambungmu dengan perlindungan dan taufiq-Nya. Di dalamnya Anda bertanya tentang pendapat saya akan fatwa yang dilontarkan mufti Saudi, yang menganggap ‘amaliyyat yang terjadi di Palestina sebagai ‘amaliyyat intihariyyah (operasi bunuh diri) yang dikhawatirkan termasuk upaya bunuh diri dan bukan termasuk jihad fii sabilillah.  Ketahuilah, semoga Allah merahmatimu, bahwa fatwa seperti ini adalah kecerobohan dan ketergesa-gesaan dari sang mufti. ….” (www.millahibrahim.wordpress.com)

Dari potongan jawabannya di atas, Syaikh Abu Muhammad Al Maqdisi tidak menyetujui fatwa sang mufti Saudi tersebut, dengan kata lain Syaikh mendukung kebenaran aksi bom syahid. Lalu apakah ada dalil dari Al Quran maupun hadist tentang masalah ini. Dalil-dalil jibaku syahid 

1. Dari jalur Aslam bin Yazid At Tujaibi, katanya:


”Kami berada di Romawi. Pasukan Romawi dengan jumlah besar menyerang kami. Pasukan muslim dengan jumlah sebanding menghadapi mereka. Pasukan dari Mesir dipimpin oleh Uqbah bin Amir. Sedangkan pasukan induk dipimpin oleh Fudhalah bin Ubaid. Tiba-tiba seorang prajurit muslim berlari melesat menuju barikade Romawi. Melihat kejadian itu, orang-orang berteriak: ”Dia menjerumuskan dirinya ke dalam kebinasaan” (Al Baqarah 195).

Abu Ayyub Al Anshari membantah teriakan orang-orang tersebut. Ia berkata: ”Wahai kaum muslimin, kalian salah mentakwilkan ayat tersebut. Sebenarnya ayat itu diturunkan kepada kami golongan Anshar. Saat itu Allah memenangkan islam, lalu jumlah kaum muslimin juga sudah banyak. Tanpa sepengetahuan rasulullah, kami secara sembunyi-sembunyi berkata: ”Harta kita terbengkalai, sedangkan Allah telah memenangkan kita, alangkah baiknya jika kita kembali mengurusi ekonomi kita”. Maka Allah menurunkan ayat ini kepada rasulullah, Dan berinfaklah di jalan Allah dan jangan kalian menjerumuskan diri ke dalam kebinasaan (Al Baqarah 195).” (HR Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Hibban)

Jadi, kata kebinasaan di atas maknanya adalah mengurusi ekonomi dan meninggalkan jihad fii sabilillah.



2. Kisah Ghulam, seorang pemuda yang hidup di antara masa kenabian Nabi Isa dan Muhammad. Ia seorang pemuda beriman yang mana seorang raja memerintahkan pasukannya untuk membunuhnya namun tidak pernah berhasil walaupun sudah dilakukan berkali-kali. Akhirnya Ghulam berkata kepada sang raja; “Kau tak akan bisa membunuhku kecuali kau menuruti perintahku.” Raja bertanya; “Apa itu?” Ghulam menjawab; “Kumpulkan orang banyak di lapangan luas, saliblah aku di kayu, ambillah satu anak panah dan ucapkan AKU BERIMAN KEPADA TUHANNYA GHULAM, bidiklah aku dengan panah itu. Niscaya kamu bisa membunuhku.”

Sang raja menuruti instruksi Ghulam dan melepaskan anak panah ke arah pemuda itu dengan mengucapkan aku beriman kepada tuhannya Ghulam. Akhirnya pemuda itupun meninggal. Melihat kejadian ini, masyarakat yang berada di situ ramai-ramai mengucapkan; “Kami beriman kepada Tuhannya Ghulam.” (Ringkasan kisah dari riwayat Bukhari-Muslim. Kitab Riyadhuh Sholihin)

Dari hadist di atas, Ghulam memberitahu sang raja cara untuk untuk membunuhnya. Ia telah merelakan nyawanya demi tercapainya kemaslahatan agama. Kematiannya justru membuat banyak orang menjadi beriman kepada Allah.

3. Umar bin Khattab (ra) memberi izin kepada Abdullah ibnu Ummi Maktum yang buta kedua matanya untuk ikut berjihad. Di peperangan, ia mengayunkan pedangnya kesana kemari untuk membunuh musuh-musuhnya. Di sore hari, kemenangan diperoleh kaum muslimin dan sahabat menemukan jasad seorang muslim yang buta kedua matanya. (Dalam kitab Shifatu As Shafwah 1/222)

4. Berkata An-Nawawi: “.....bolehnya menerobos ke tengah orang-orang kafir dan menghadapi mati syahid. Dan ini boleh, tidaklah dibenci menurut mayoritas para ulama.” (Syarah An-Nawawi, 13:46)

Bisa kita lihat dengan jelas bahwa aksi orang-orang muslim yang disebutkan di atas berjibaku menuju barisan musuh seorang diri dan mereka tahu bahwa akan terbunuh. Sekilas apa yang mereka perbuat itu terlihat seperti tindakan yang terkesan agak konyol dan cari mati, namun pada kenyataannya para sahabat Nabi saw seperti Abu Ayyub Al Anshari r.a (pada hadist no. 1) tidak mencela perbuatan orang itu. Justru mereka mendoakan mereka. Bahkan pada hadist no. 2, Allah swt sendiri memuji Ghulam yang melakukan tindakan serupa. Dan Pada hadist no. 3, Umar bin Khattab pun memberi izin kepada Ibnu Ummi Maktum yang buta matanya agar ikut berperang. Padahal orang buta tidak bisa mempertahankan dirinya dari serangan musuh karena ia tak bisa melihat dari mana arah serangan itu datang.

Setelah melihat berbagai keterangan di atas, maka jelaslah bolehnya hukum bom isytsyhadiyah (mencari syahid) menurut syariat Islam. Namun hal ini dengan catatan sebagaimana keterangan syekh Abu Muhammad ‘Ashim Al Maqdisy :

a. Haramnya menyengaja sasaran wanita, anak-anak dan orang – orang lemah yang tidak ikut memusuhi muslimin. Namun apabila tidak sengaja mengenai mereka maka tidak mengapa (Ibnu Qudamah , Al-Mughniy 8/450). Hendaknya mereka memfokuskan terhadap sasaran-sasaran militer musuh-musuh Allah, Dinas Keamanannya dan yang serupa itu.

b. Haruslah ada batasan dan tentunya termasuk sikap serampangan menjadikan cara ini sebagai satu-satunya cara peperangan. Bom istisyhadiyah tersebut harus merupakan pilihan terakhir. Sedangkan apabila musuh (kafir harby) dapat dibunuh dengan cara lain,seperti ditembak dsb maka bom istisyhadiyah ini tidak diperbolehkan.

c. Tindakan bom istisyhadiyah ini harus benar-benar dapat menimbulkan keuntungan yang besar bagi kaum muslimin. Namun apabila sebaliknya, maka diharamkan karena mulianya jiwa seorang muslim.

Dari sedikit tulisan ini semoga dapat memberikan sedikit masukan bagi kita semua mengenai hukum bom istisyhadiyah. Sedangkan pembahasan mengenai boleh tidaknya sarana-sarana kepolisian dijadikan sasaran bom istisyhadiyah insya Allah akan kita bahas di artikel-artikel selanjutnya. Semoga bermanfaat. (jatjember)

Senin, 03 Juni 2013

Fitnah dan Suara Wanita



Sebenarnya tidak ada satu pun agama langit atau agama bumi, kecuali Islam, yang memuliakan wanita, memberikan haknya, dan menyayanginya. Islam memuliakan wanita, memberikan haknya, dan memeliharanya sebagai manusia. Islam memuliakan wanita, memberikan haknya, dan memeliharanya sebagai anak perempuan.

Islam memuliakan wanita, memberikan haknya, dan memeliharanya sebagai istri. Islam memuliakan wanita, memberikan haknya, dan memeliharanya sebagai ibu. Dan Islam memuliakan wanita, memberikan haknya, dan memelihara serta melindunginya sebagai anggota masyarakat.

Islam memuliakan wanita sebagai manusia yang diberi tugas (taklif) dan tanggung jawab yang utuh seperti halnya laki-laki, yang kelak akan mendapatkan pahala atau siksa sebagai balasannya. Tugas yang mula-mula diberikan Allah kepada manusia bukan khusus untuk laki-laki, tetapi juga untuk perempuan, yakni Adam dan istrinya (lihat kembali surat al-Baqarah: 35)

Perlu diketahui bahwa tidak ada satu pun nash Islam, baik Al-Qur’an maupun As-Sunnah shahihah, yang mengatakan bahwa wanita (Hawa; penj.) yang menjadi penyebab diusirnya laki-laki (Adam) dari surga dan menjadi penyebab penderitaan anak cucunya kelak, sebagaimana disebutkan dalam Kitab Perjanjian Lama. Bahkan Al-Qur’an menegaskan bahwa Adamlah orang pertama yang dimintai pertanggungjawaban (lihat kembali surat Thaha: 115-122).

Namun, sangat disayangkan masih banyak umat Islam yang merendahkan kaum wanita dengan cara mengurangi hak-haknya serta mengharamkannya dari apa-apa yang telah ditetapkan syara’. Padahal, syariat Islam sendiri telah menempatkan wanita pada proporsi yang sangat jelas, yakni sebagai manusia, sebagai perempuan, sebagai anak perempuan, sebagai istri, atau sebagai ibu.

Yang lebih memprihatinkan, sikap merendahkan wanita tersebut sering disampaikan dengan mengatasnamakan agama (Islam), padahal Islam bebas dari semua itu. Orang-orang yang bersikap demikian kerap menisbatkan pendapatnya dengan hadits Nabi SAW yang berbunyi: “Bermusyawarahlah dengan kaum wanita kemudian langgarlah (selisihlah).”

Hadits ini sebenarnya palsu (maudhu’). Tidak ada nilainya sama sekali serta tidak ada bobotnya ditinjau dari segi ilmu (hadits).

Yang benar, Nabi SAW pernah bermusyawarah dengan istrinya, Ummu Salamah, dalam satu urusan penting mengenai umat. Lalu Ummu Salamah mengemukakan pemikirannya, dan Rasulullah pun menerimanya dengan rela serta sadar, dan ternyata dalam pemikiran Ummu Salamah terdapat kebaikan dan berkah.

Mereka, yang merendahkan wanita itu, juga sering menisbatkan kepada perkataan Ali bin Abi Thalib bahwa “Wanita itu jelek segala-galanya, dan segala kejelekan itu berpangkal dari wanita.”

Perkataan ini tidak dapat diterima sama sekali; ia bukan dari logika Islam, dan bukan dari nash.

Bagaimana bisa terjadi diskriminasi seperti itu, sedangkan Al-Qur’an selalu menyejajarkan muslim dengan muslimah, wanita beriman dengan laki-laki beriman, wanita yang taat dengan laki-laki yang taat, dan seterusnya, sebagaimana disinyalir dalam Kitab Allah.

Suara Wanita

Mereka juga mengatakan bahwa suara wanita itu aurat, karenanya tidak boleh wanita berkata-kata kepada laki-laki selain suami atau mahramnya. Sebab, suara dengan tabiatnya yang merdu dapat menimbulkan fitnah dan membangkitkan syahwat.

Ketika kami tanyakan dalil yang dapat dijadikan acuan dan sandaran, mereka tidak dapat menunjukkannya.

Apakah mereka tidak tahu bahwa Al-Qur’an memperbolehkan laki-laki bertanya kepada istri-istri Nabi SAW dari balik tabir? Bukankah istri-istri Nabi itu mendapatkan tugas dan tanggung jawab yang lebih berat daripada istri-istri yang lain, sehingga ada beberapa perkara yang diharamkan kepada mereka yang tidak diharamkan kepada selain mereka? Namun demikian, Allah berfirman:

“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir …” (QS. al-Ahzab: 53)

Permintaan atau pertanyaan (dari para sahabat) itu sudah tentu memerlukan jawaban dari Ummahatul Mukminin (ibunya kaum mukmin: istri-istri Nabi). Mereka biasa memberi fatwa kepada orang yang meminta fatwa kepada mereka, dan meriwayatkan hadits-hadits bagi orang yang ingin mengambil hadits mereka.

Pernah ada seorang wanita bertanya kepada Nabi SAW di hadapan kaum laki-laki. Ia tidak merasa keberatan melakukan hal itu, dan Nabi pun tidak melarangnya. Dan pernah ada seorang wanita yang menyangkal pendapat Umar ketika Umar sedang berpidato di atas mimbar. Atas sanggahan itu, Umar tidak mengingkarinya, bahkan ia mengakui kebenaran wanita tersebut dan mengakui kesalahannya sendiri seraya berkata, “Semua orang (bisa) lebih mengerti daripada Umar.

Kita juga mengetahui seorang wanita muda, putri seorang syekh yang sudah tua (Nabi Syu’aib; ed.) yang berkata kepada Musa, sebagai dikisahkan dalam Al-Qur’an:

… Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan)-mu memberi minum (ternak) kami …” (QS. al-Qashash: 25)

Sebelum itu, wanita tersebut dan saudara perempuannya juga berkata kepada Musa ketika Musa bertanya kepada mereka:

… Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)? Kedua wanita itu menjawab, ‘Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedangkan bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut usianya.” (QS. al-Qashash: 23)

Selanjutnya, Al-Qur’an juga menceritakan kepada kita percakapan yang terjadi antara Nabi Sulaiman AS dengan Ratu Saba, serta percakapan sang Ratu dengan kaumnya yang laki-laki.

Begitu pula peraturan (syariat) bagi nabi-nabi sebelum kita menjadi peraturan kita selama peraturan kita tidak menghapuskannya, sebagaimana pendapat yang terpilih.

Yang dilarang bagi wanita ialah melunakkan pembicaraan untuk menarik laki-laki, yang oleh Al-Qur’an diistilahkan dengan al-khudhu bil-qaul (tunduk/lunak/memikat dalam berbicara), sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:

Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. al-Ahzab: 32)

Allah melarang khudhu, yakni cara bicara yang bisa membangkitkan nafsu orang-orang yang hatinya “berpenyakit.” Namun, dengan ini bukan berarti Allah melarang semua pembicaraan wanita dengan setiap laki-laki. Perhatikan ujung ayat dari surat di atas:

Dan ucapkanlah perkataan yang baik

Orang-orang yang merendahkan wanita itu sering memahami hadits dengan salah. Hadits-hadits yang mereka sampaikan antara lain yang diriwayatkan Imam Bukhari bahwa Nabi SAW bersabda:

“Tidaklah aku tinggalkan sesudahku suatu fitnah yang lebih membahayakan bagi laki-laki daripada (fitnah) wanita.”

Mereka telah salah paham. Kata fitnah dalam hadits di atas mereka artikan dengan “wanita itu jelek dan merupakan azab, ancaman, atau musibah yang ditimpakan manusia seperti ditimpa kemiskinan, penyakit, kelaparan, dan ketakutan.” Mereka melupakan suatu masalah yang penting, yaitu bahwa manusia difitnah (diuji) dengan kenikmatan lebih banyak daripada diuji dengan musibah. Allah berfirman:

… Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) ….” (QS. al-Anbiya: 35)

Al-Qur’an juga menyebutkan harta dan anak-anak – yang merupakan kenikmatan hidup dunia dan perhiasannya – sebagai fitnah yang harus diwaspadai, sebagaimana firman Allah:

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu)…” (QS. at-Taghabun: 15)

Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan …” (QS. al-Anfal: 28)

Fitnah harta dan anak-anak itu ialah kadang-kadang harta atau anak-anak melalaikan manusia dari kewajiban kepada Tuhannya dan melupakan akhirat. Dalam hal ini Allah berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. al-Munaafiqun: 9)

Sebagaimana dikhawatirkan manusia akan terfitnah oleh harta dan anak-anak, mereka pun dikhawatirkan terfitnah oleh wanita, terfitnah oleh istri-istri mereka yang menghambat dan menghalangi mereka dari perjuangan, dan menyibukkan mereka dengan kepentingan-kepentingan khusus (pribadi/keluarga) dan melalaikan mereka dari kepentingan-kepentingan umum. Mengenai hal ini Al-Qur’an memperingatkan:

Hai orang-orang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka …” (QS. at-Taghabun: 14)

Wanita-wanita itu menjadi fitnah apabila mereka menjadi alat untuk membangkitkan nafsu dan syahwat serta menyalakan api keinginan dalam hati kaum laki-laki. Ini merupakan bahaya sangat besar yang dikhawatirkan dapat menghancurkan akhlak, mengotori harga diri, dan menjadikan keluarga berantakan serta masyarakat rusak.

Peringatan untuk berhati-hati terhadap wanita di sini seperti peringatan untuk berhati-hati terhadap kenikmatan harta, kemakmuran, dan kesenangan hidup, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih:

Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku takutkan atas kamu, tetapi yang aku takutkan ialah dilimpahkan (kekayaan) dunia untuk kamu sebagaimana dilimpahkan untuk orang-orang sebelum kamu, lantas kamu memperebutkannya sebagaimana mereka dahulu berlomba-lomba memperebutkannya, lantas kamu binasa karenanya sebagaimana mereka dahulu binasa karenanya.” (Muttafaq alaih dari hadits Amr bin Auf al-Anshari)

Dari hadits ini tidak berarti bahwa Rasulullah SAW hendak menyebarkan kemiskinan, tetapi beliau justru memohon perlindungan kepada Allah dari kemiskinan itu, dan mendampingkan kemiskinan dengan kekafiran. Juga tidak berarti bahwa beliau tidak menyukai umatnya mendapatkan kelimpahan dan kemakmuran harta, karena beliau sendiri pernah bersabda:

Bagus nian harta yang baik bagi orang yang baik” (HR. Ahmad 4:197 dan 202, dan Hakim dalam al-Mustadrak 2:2, dan Hakim mengesahkannya menurut syarat Muslim, dan komentar Hakim ini disetujui oleh adz-Dzahabi)

Dengan hadits di atas, Rasulullah SAW hanya menyalakan lampu merah bagi pribadi dan masyarakat muslim di jalan (kehidupan) yang licin dan berbahaya agar kaki mereka tidak terpeleset dan terjatuh ke dalam jurang tanpa mereka sadari.

Minggu, 02 Juni 2013

Kiat Jitu Mempertahankan Pelanggan



Menjaga hubungan komunikasi dengan pelanggan adalah penting. Dan kesuksesan kita dalam berkomunikasi dengan pelanggan akan membawa kesuksesan pada bisnis kita. Apalagi untuk bisnis jasa, yang sangat perlu dijaga kepercayaan pelanggannya.

Beberapa tips agar pelanggan bisa terus berkomunikasi dan menjaga kepercayaan bisnis dengan kita:

1.Pelanggan bukanlah target penjualan anda. Membangun hubungan yang baik dengan pelanggan adalah lebih penting dibanding menjadikan mereka target penjualan anda. Jika hubungan kita baik maka apapun yang kita tawarkan, mereka akan lebih membeli dari kita.

2.Berkomunikasi dengan pelanggan tidak harus selalu berjualan. Batasi percakapan dengan selalu menawarkan produk/jasa anda. Bercakaplah hal-hal yang memberikan pelanggan anda mendapatkan manfaat untuk mereka. Percakapan yang berarti dan memberikan solusi kepada pelanggan, membuat pelanggan akan percaya dan melirik untuk membeli produk/jasa anda.

3.Jadikan pelanggan anda sahabat. Persahabatan yang bermanfaat akan menghasilkan kepercayaan yang tinggi. Berhubungan dengan pelanggan sebaiknya menjadikan mereka sahabat dan teman anda, yang memberikan solusi untuk mereka.

4.Jadilah pendengar terbaik. Berkomunikasi dengan pelanggan, 90% adalah mendengarkan apa yang mereka sampaikan. Pelanggan akan bercakap apa yang mereka hadapi dan butuhkan. Selebihnya anda hanya memberikan solusi yang sesuai dengan kebutuhannya.

5.Namun perlu diingat, dalam memberikan solusi, anda bukanlah orang satu-satunya yang dapat memberikan solusi kepada pelanggan. Pelanggan tentu juga akan mempertimbangkan dan mencari pembanding. Tetaplah menjaga komunikasi dan utamakan “emotional benefit” yang bisa anda berikan kepada pelanggan anda.

6.Menjaga komunikasi yang terbaik adalah dengan memberikan apa yang anda janjikan. Berikanlah apa pun yang telah anda janjikan, sedikit ingkar janji kepada pelanggan, fatal akibatnya untuk bisnis anda.

Semoga bermanfaat.
sumber:detikfinance

Tips Mempertahankan Karyawan Agar Tetap Loyal



Kunci penting dari seorang karyawan memang adalah kejujuran. Kita tidak perlu yang pintar tapi ia tidak jujur. Kita perlu yang mempunyai kejujuran, kepintaran seseorang bisa kita tingkatkan.

Agar mereka tetap loyal bekerja pada tempat usaha Anda, coba perhatikan hal-hal ini:

1. Ciptakan suasana kerja dan kantor yang kondusif, menyenangkan, akrab dan kekeluargaan, jadikan itu semua dalam budaya kerja yang Anda inginkan.

2. Berikan fasilitas yang baik untuk mereka dan jenjang karir yang jelas dengan ketentuan standard gaji yang lebih baik. Serta reward dan punishment program yang konsisten. Perhatikan pula keadaan dan kabar keluarganya.

3. Tingkatkanlah ilmu dan keterampilan mereka, luangkan waktu Anda untuk berbagi ilmu dengan mereka, ajari mereka. Berikan pelatihan-pelatihan pada hal yang menjadi kelemahan mereka.

4. Buatlah mereka menjadi lebih baik dalam pekerjaannya dengan ikut memperhatikan impian-impian yang mereka yang ingin capai untuk diri dan keluarganya.

5. Untuk mengembangkan leadership mereka, perkenalkan mereka juga tokoh-tokoh pemimpin bisnis selain Anda, dengan memberikan buku-buku, beberapa artikel dan seminar-seminar. Perkenalkan mereka kepada teman-teman Anda yang bisa mengajari mereka juga tentang kepemimpinan dan etos kerja.

6. Berikan delegasi atau tanggung jawab baru untuk menambah kepercayaan Anda kepada mereka. Agar kemampuan mereka dapat berkembang dengan bimbingan dan dalam monitoring Anda. Sehingga mereka dapat merasakan tantangan yang baru yang dapat memberikan semangat baru.

7. Komunikasikan segala hal yang menyangkut usaha Anda kepada mereka dalam sebuah agenda meeting yang rutin sehingga rasa memiliki tumbuh pada diri mereka, dan Anda pun dapat terus memantau perkembangan diri dan kinerja mereka. [kategori-rohah]

Sabtu, 01 Juni 2013

PENULISAN TAQDIR



Beriman kepada taqdir Allah adalah konsekuensi keimanan terhadap Rukun Iman yang tidak boleh ditinggalkan. Hal ini wajib diyaqini dengan pembenaran amal perkataan dan perbuatan kita sebagai seorang Muslim. Ada 5 penulisan taqdir yang sudah Allah ta'ala tetapkan untuk kehidupan makhluq-Nya.

1. Penulisan Taqdir di Lauhul Mahfudz sebelum diciptakannya langit dan bumi

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍۢ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَٰبٍۢ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌۭ

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. [Al Hadid : 22]

Dari Abdulloh bin Amr bin Ash rodhiyallohu anhu berkata aku mendengar Rosululloh SAW bersabda, "Allah menulis taqdir-taqdir seluruh makhluq sejak 50 tahun sebelum diciptakan langit dan bumi"

2. Penulisan pada saat perjanjian

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ أَوْ تَقُولُوٓا۟ إِنَّمَآ أَشْرَكَ ءَابَآؤُنَا مِن قَبْلُ وَكُنَّا ذُرِّيَّةًۭ مِّنۢ بَعْدِهِمْ ۖ أَفَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ ٱلْمُبْطِلُونَ  وَكَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ ٱلْءَايَٰتِ وَلَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?" Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran).

Dari Hisyam bin Hakim, bahwa seseorang datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam lalu mengatakan, "Apakah amal-amal itu dimulai ataukah ditentukan oleh qadha'?" Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Allah mengambil keturunan Nabi Adam Alaihissalam dari tulang sulbi mereka, kemudian menjadikan mereka sebagai saksi atas diri mereka, kemudian mengumpulkan mereka dalam kedua telapak tangan-Nya seraya berfirman, 'Mereka di Surga dan mereka di Neraka.' Maka ahli Surga dimudahkan untuk beramal dengan amalan ahli Surga dan ahli Neraka dimudahkan untuk beramal dengan amalan ahli Neraka." HR. Ibnu Abi 'Ashim dalam as-Sunnah, yang diteliti oleh Syaikh al-Albani, (I/73), dan al-Albani menilai sanadnya shahih dan para perawinya semuanya terpercaya, dan as-Suyuthi dalam ad-Durul Mantsuur, (III/604), ia mengatakan, Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Jarir, al-Bazzar, ath-Thabrani, al-Ajurri dalam asy-Syarii'ah, Ibnu Mardawaih, dan al-Baihaqi dalam al-Asmaa' wash Shifaat.

3. Penulisan di kala penciptaan Mudghoh di dalam Rahim

Dari Abu Abdirrohman, Abdulloh bin Mas’ud rodhiyallohu’anhu, dia berkata: ”Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam telah bersabda kepada kami dan beliau adalah orang yang selalu benar dan dibenarkan: ’Sesungguhnya setiap orang diantara kamu dikumpulkan kejadiannya di dalam rahim ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nuthfah (air mani), kemudian menjadi ‘alaqoh (segumpal darah) selama waktu itu juga (empat puluh hari), kemudian menjadi mudhghoh(segumpal daging) selama waktu itu juga, lalu diutuslah seorang malaikat kepadanya, lalu malaikat itu meniupkan ruh padanya dan ia diperintahkan menulis empat kalimat: Menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan nasib celakanya atau bahagianya. Maka demi Alloh yang tiada tuhan selain-Nya, sesungguhnya ada diantara kamu yang melakukan amalan penduduk surga dan amalan itu mendekatkannya ke surga sehingga jarak antara dia dan surga kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapkan atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk neraka sehingga dia masuk ke dalamnya. Dan sesungguhnya ada seseorang diantara kamu yang melakukan amalan penduduk neraka dan amal itu mendekatkannya ke neraka sehingga jarak antara dia dan neraka hanya kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapka atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk surga sehingga dia masuk ke dalamnya.” (HR. Bukhori dan Muslim)

4. Penulisan pada Malam Lailatul Qodar, tentang apa-apa yang terjadi selama setahun

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةٍۢ مُّبَٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ  أَمْرًۭا مِّنْ عِندِنَآ ۚ إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ

sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul. QS Ad Dukhon 3-5

Ibnu Abbas ra berkata, "akan ditulis dari ummul kitab [lauhul mahfudz] pada malam lailatul qodar apa yang akan terjadi selama setahun; kematian, kehidupan, rizqi, hujan dan bahkan penunai ibadah haji, dikatakan ; si fulan menunaikan ibadah haji, si fulan menunaikan ibadah haji."

5. Penulisan setiap hari

كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ

"Setiap waktu Dia dalam kesibukan." [QS. Ar-Rahmaan/55 : 29]

Disebutkan mengenai tafsir ayat tersebut: Kesibukan-Nya ialah memuliakan dan menghinakan, meninggikan dan merendahkan (derajat), memberi dan menghalangi, menjadikan kaya dan fakir, membuat tertawa dan menangis, mematikan dan menghidupkan, dan seterusnya.

Ibnu Mas'ud berkata, "Tiap-tiap [penulisan] taqdir dari seluruh taqdir merupakan rincian [turunan] dari penulisan [taqdir] sebelumnya. Hal ini menunjukkan kesempurnaan ilmu, qudroh dan hikmah Robb"